Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mengapresiasi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid yang meminta agar pemerintah menunda kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.
Gus Falah menyatakan, Arsjad Rasjid tak hanya menyuarakan aspirasi pengusaha, tapi juga rakyat kecil.
Baca: Kemenangan Pram-Doel di Jakarta Berkat Soliditas Semua Pihak
"Rencana kenaikan PPN itu akan memperburuk kondisi ekonomi masyarakat kecil, daya beli rumah tangga akan turun secara signifikan. Sebab kenaikan PPN menjadi 12 persen akan berdampak langsung pada kenaikan harga barang dan jasa," ujar Gus Falah, Selasa (3/12).
Politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan, konsumsi rumah tangga berkontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi RI. Pada kuartal II 2024 saja, persentasenya mencapai 54,53%.
Karena itu, sambung Gus Falah, kenaikan PPN juga bisa membuat target pertumbuhan ekonomi 8 persen menjauh dari kenyataan.
"Jadi, apa yang disuarakan pak Arsjad itu adalah suara hati rakyat kecil. Sebab kenaikan PPN ini berdampak bagi kehidupan wong cilik, bukan cuma pengusaha," ujar Gus Falah.
Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menilai, kebijakan kenaikan PPN 12 persen perlu ditunda, seiring dengan berbagai perubahan dan tantangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu ke belakang.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
"Kita menyuarakan untuk menunda PPN 12%. Pertama, dengan keadaan situasi, kondisi yang ada. Kami menyarankan kepada pemerintah untuk menunda," kata Arsjad, dalam konferensi pers di Pullman Hotel Central Park, Jakarta, Jumat (28/11/2024).
Kebijakan ini rencananya akan mulai diterapkan pemerintah per 1 Januari 2025.