Jakarta, Gesuri.id - Penulis, Budayawan, dan Pengamat Politik Halim HD mengatakan sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini mengalami sinisme yang pahit kepada Presiden Jokowi pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pengujian usia capres-cawapres UU Pemilihan Umum, setelah sebelumnya dimana-dimana di daerah selalu orang memandang Jokowi itu karena infrastruktur, semua orang memujanya.
"Lalu sekarang dihadapkan kepada satu bentuk bagaimana ini tiba-tiba seorang anak muda yang baru 2 tahun dianggap bisa, lalu anaknya yang lain baru satu dua hari di partai lalu diangkat menjadi ketua partai. Praktek-praktek semacam ini kan artinya lebih buruk dari yang pernah terjadi di periode pak Harto, atau masa orde baru. Jadi kalau kita liat ada sinisme semacam itu, memang itulah kenyataan," ujarnya kepada Gesuri.id, Minggu (22/10) sore.
Bahkan, lanjutnya, bagi mereka yang kritis artinya yang mempunyai visi tentang kehidupan negara dan berbangsa pasti akan meninggalkannya. "Ya pasti akan meninggalkannya. Kalau kita misalkan yang tadinya melihat sesuatu ini model atau contoh lalu contoh ini tiba-tiba berbalik kenapa harus kita ikuti lagi?" tandasnya.
Menurutnya, masyarakat mengalami kekecewaan yang bukan saja secara personal namun kekecewaan sosial kultural dan kekecewaan konstitusional.
Seakan, lanjutnya, kembali dihadapkan kepada satu hal lobang hitam dari dari kehidupan politik dimana masyarakat dipertontonkan pada sesuatu yang lebih parah dari orde baru, pasca reformasi yang mencoba mengkoreksi praktek-praktik yang dilakukan oleh rezim orde baru.
"Dan sekarang kita justru bertemu dengan praktik yang lebih parah dari orde baru. Saya kira kembali kita harus melakukan refleksi dan melakukan kontrol terhadap kehidupan sosial politik di Indonesia siapapun kepemimpinannya," ujar salah satu deklarator Maklumat Juanda 2023 itu.
Ia menekankan MK sangat mengecewakan, sebab betapa mudahnya satu lembaga yang begitu Luhur memberikan satu keputusan yang sangat keras sekali tanpa mempertimbangkan moral konstitusional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Saya bersepakat dengan rekan-rekan untuk menandatangani dan berperan dan mudah-mudahan Jokowi bisa memberikan pengaruh agar jangan sampai melakukan keputusan yang sayang ini, nampaknya memang sudah terjadi dan dampak dari Jokowi juga seperti yang saya sampaikan bersifat politis. Keputusan MK itu sangat menguntungkan dan mereka akan mendukung terus, bagi mereka yang berlandaskan kepada akal sehat kepada moral konstitusional mereka kecewa berat," jelasnya.
Ia menyayangkan selama ini Jokowi telah memberikan warisan yang sangat manis, dan sekarang kita kembali masuk lagi terperangkap ke dalam pola-pola politik yang jauh dari harapan kita.
Ia menambahkan keputusan-keputusan yang instan ini membuat kehidupan politik menjadi semakin dangkal, dan kita harus menyaksikan hilangnya satu proses kaderisasi, hilangnya satu kerja yang bagus, bahwa dunia politik itu sesungguhnya adalah perwujudan bagaimana kehendak kita melakukan sesuatu di dalam kehidupan masyarakat, kehidupan bernegara, berbangsa.