Mamuju Tengah, Gesuri.id - Anggota DPR RI Komisi VIII, H. Arwan M. Aras T, S.Kom saat tiba di E-Warung Rusbani Desa Tobadak bersama rombongan langsung mengecek stok dan harga sembako yang ada di warung tersebut.
Baca: Adian Napitupulu Menolak Jika GeNose Dihentikan
Pihaknya hendak memastikan harga dan kualitas bahan pangan yang tersedia di E-Warung sama dengan barang-barang yang diperjual belikan di tempat lain dan di pasar-pasar terdekat.
“Tidak boleh harga sembako di E-Warung jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di warung-warung tetangga lainnya atau di pasar-pasar tradisional. Saya juga akan memastikan kualitas bahan-bahan pangan yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat itu jumlah dan kualitasnya bagus. Serta sesuai peruntukan, bukan untuk membeli barang-barang lain,” tegas Arwan Aras didampingi Tim Penanganan Fakir Miskin (PFM) Wilayah III Kemensos RI, melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di Kabupaten Mamuju Tengah, Kamis (24/6).
Kunker yang berlangsung beberapa hari tersebut juga mengagendakan kunjungan ke E-Warung BPNT di Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat.
Arwan Aras juga tampak ikut menghitung-hitung jumlah harga barang-barang yang berikan ke penerima manfaat apakah sudah sesuai dengan jumlah bantuan yang diberikan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial RI. Hal itu langsung dikonfirmasi ke beberapa penerima manfaat yang ada di lokasi.
“Jumlah dan harga bahan pangan yang diberikan E-Warung kepada para KPM harus sesuai dengan nilai bantuan yang ditetapkan oleh Pemerintah, atau Kemensos RI. Jika jumlah barang tidak sesuai dengan nilai bantuan yang ada, maka silahkan melapor, jangan takut,” ujar Arwan Aras kepada KPM penerima BPNT.
Selanjutnya, E-Warung kedua yang dikunjungi rombongan Komisi VIII DPR RI bersama Tim Kemensos RI tersebut adalah warung Rumiati di Desa Mahahe, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah.
Saat dialog dengan KPM penerima BPNT, Arwan Aras mengajak dan memotifasi penerima manfaat untuk meningkatkan perekonomian keluarga dengan kewirausahaan atau UMKM sehingga tidak selamanya menjadi KPM. Dirinya juga berharap bahan sembako yang ada di E-Warung berasal dari petani di daerah sekitar. Pengusaha-pengusaha pertanian di daerah sekitar harus diberdayakan untuk menyiapkan bahan pangan yang dibutuhkan KPM.
“Harus ada target dan motivasi, bahwa masih ada banyak orang yang membutuhkan bantuan ini, sehingga KPM penerima bantuan sosial harus kreatif untuk meningkatkan perekonomian keluarga agar ke depannya sudah bisa mandiri. Supaya bantuan ini bisa diberikan lagi kepada keluarga lain yang lebih membutuhkan,” harap Arwan Aras.
Baca: Perbup Kawin Kontrak, Harus Ada Hukuman Pidana Bagi Pelaku
Kepada pendamping BPNT dan KPM yang hadir, Arwan Aras mengaku akan membatu mencarikan solusi jika ada KPM yang membutuhkan modal usaha untuk memulai UMKM agar bisa mandiri. Dirinya berharap KPM harus dimotivasi untuk berjuang keluar dari garis kemiskinan.
“Saya akan bantu mencarikan solusi, jika ada KPM yang bersedia memulai usaha UMKM tetapi dengan syarat bersedia mengalami graduasi, atau tidak lagi menjadi penerima bantuan sosial. Harus ada kemauan untuk tidak menjadi penerima bantuan sosial seumur hidup,” pungkas Arwan Aras.