Jakart, Gesuri.id - Anggota Komisi XI DPR RI Harris Turino meminta pemerintah untuk dapat mencermati kinerja penerimaan pajak yang mengalami kontraksi pada awal tahun ini sehingga tidak berdampak terhadap target rasio perpajakan.
Harris mengatakan kinerja penerimaan pajak yang rendah akan berdampak pada pengelolaan APBN secara keseluruhan. Terlebih, pemerintah sudah menargetkan rasio perpajakan (tax ratio) sebesar 10,24% pada tahun ini, lebih tinggi dari tahun lalu 10,08%.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029 - Gesuri
"Tax ratio ini benar-benar dicermati apakah bisa tercapai di 10,24%? Saya tidak mempersoalkan lagi 23% yang dulu pernah menjadi cita-cita. Rasanya kadohan," katanya saat rapat kerja bersama Bappenas, Sabtu (29/3).
Harris menuturkan target tax ratio sebesar 10,24% termasuk angka yang optimistis. Menurutnya, target tersebut akan dapat tercapai asal pemerintah melakukan upaya strategis untuk meningkatkan penerimaan pajak.
Dia menjelaskan penerimaan pajak pada kuartal pertama biasanya rendah dan berangsur meningkat pada kuartal-kuartal berikutnya. Sayang, kinerja penerimaan pajak hingga Februari 2025 mengalami kontraksi yang sangat dalam.
"Kalau kita bandingkan dengan tahun lalu saja, Januari dan Februari kita 30% lebih rendah," ujarnya.
Baca: Ganjar Pranowo Mempertanyakan Klaim Sawit Sebagai Aset Nasional
Harris pun meminta Bappenas berkoordinasi dengan kementerian/lembaga lain untuk membahas ulang berbagai target yang telah ditetapkan. Misal soal penerimaan pajak, akan erat berkaitan dengan kemampuan belanja dan kebijakan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kinerja penerimaan pajak tercatat mengalami kontraksi 30,19% (year on year/yoy) hingga Februari 2024. Realisasinya baru senilai Rp187,8 triliun atau setara dengan 8,6% dari target Rp2.189,31 triliun.