Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Harris Turino menyoroti rencana Pemerintah Pusat dan Badan Pengusahaan (BP) Kota Batam yang akan melakukan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar.
Menurutnya, pengembangan pelabuhan sebagai terminal peti kemas akan memiliki kapasitas sebesar 10 ribu TEUs (Twenty-Foot Equivalent Units). Meskipun demikian, ia mempertanyakan aspek kedalaman pelabuhan yang perlu diperiksa ulang dalam rangka membangun proyek tersebut.
"Tadi sudah dipaparkan oleh Kepala BP Batam tentang rencana pengembangan Batam ke depannya ada beberapa hal yang saya soroti yaitu yang pertama mengenai pengembangan Pelabuhan Batu Ampar sebagai terminal peti kemas rencananya kapasitas 10ribu TEUs,” kata Harris saat Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI, di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (15/7).
Baca: Harris Pertanyakan Kesiapan PT Pos Indonesia Hadapi Pemilu 2024
Menurutnya, dalam rencana pembangunan pelabuhan kota ini, penting untuk memastikan agar kapasitas minimal 10 ribu TEUs dapat tercapai. Sehingga, hal itu menuntut adanya kedalaman pelabuhan yang mencapai 16-18 meter. Meskipun demikian, menurutnya, studi terbaru menunjukkan bahwa kedalaman maksimal yang dapat dicapai oleh pelabuhan tersebut hanya 12 meter. Karena itu, ia meminta perlu adanya pengecekan ulang untuk mencapai target yang diinginkan.
“Ya ini harus dipastikan bahwa minimum 10ribu tercapai untuk ini, maka kedalaman 16-18 meter harus mencapai, sehingga ada beberapa studi yang mengatakan bahwa maksimal kedalaman 12 meter,” ungkapnya.
Selain itu, menurutnya, perlu dipertimbangkan apakah penggalian yang lebih dalam dari 12 meter merupakan solusi yang layak dan efisien. Sehingga, hal itu berkaitan dengan biaya yang dibutuhkan untuk penggalian tersebut. Biaya penggalian ini juga sangat bergantung pada beberapa faktor, seperti luas area yang perlu digali, jenis tanah atau pasir yang harus diangkat, teknologi yang digunakan, dan dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
"ini harus dicek ulang Apakah benar karena pengedukan (penggalian) lebih dalam dari 12 meter biayanya berapa ya, biaya ini sangat menjadi faktor penting yang harus diangkat menjadi teknologi dan akan berdampak pada lingkungan,” pungkas Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini.
Diketahui, tujuan dari pengembangan Pelabuhan Batu Ampar ini adalah untuk menyaingi kawasan sekitar, terutama dalam hal daya saing dengan Tanjung Pelepas di Malaysia dan pelabuhan di Singapura.
Kedalaman yang memadai akan memungkinkan Batam menjadi pilihan yang menarik bagi kapal-kapal kargo kontainer yang ingin memasuki Indonesia. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi destinasi utama bagi kapal-kapal tersebut melalui pelabuhan di Batam. Sehingga, hal ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas ekonomi dan perdagangan di wilayah tersebut.
“Tujuannya tentu adalah menyaingi kawasan sekitar paling tidak kaitannya dengan Tanjung Melepas. Kalau dengan Singapura kita ketinggalan jauh sekali ya setidaknya kita mampu menyaingi di Malaysia di Port Klang,” jelasnya.
Baca: Harris Tegaskan Pentingnya Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa semua rencana pengembangan ini masih dalam tahap perencanaan dan evaluasi lebih lanjut. Otoritas terkait, tambahnya, sedang melakukan studi dan kajian mendalam untuk memastikan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan yang matang dan berkelanjutan.
Rencana pengembangan Batam ini diharapkan akan memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kota ini dan mengamankan posisinya sebagai pusat industri dan perdagangan di wilayah Kepulauan Riau. Pemerintah dan otoritas terkait berkomitmen untuk melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat, dalam proses pengambilan keputusan dan pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan visi pengembangan Batam ke depannya.
“Harapannya adalah ya Indonesia bisa menjadi hak yang memang mau masuk Indonesia bisa lewat pelabuhan di Batam, serta dapat berkomitmen untuk melibatkan beberapa pihak terkait dalam pengambilan keputusan dan pemenuhan kebutuhan,” tutupnya.