Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, mengatakan pihaknya belum berencana memanggil Panglima TNI terkait meledaknya gudang amunisi di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3).
"Enggak (berencana), ini tidak terlalu urgent. (Lagipula) Panglima sudah turun," ujar Hasanuddin ketika dihubungi Tempo.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
Seperti diketahui, Panglima TNI Agus Subiyanto telah menyambangi gudang amunisi Ciangsana siang ini. Meski begitu, kata Hasanuddin, ledakan di gudang amunisi Ciangsana ini bisa saja dilaporkan pada saat rapat kerja dengan Panglima TNI.
Hasanuddin lantas membandingkan ledakan di Gudmurah Ciangsana dengan gudang amunisi di Jakarta Utara. Pada 2014 silam, gudang amunisi milik Komando Pasukan Katak atau Kopaska di Jakarta Utara meledak, serta melukai 87 orang dan menewaskan 1 orang.
"Kalau ini kan korbannya tidak ada. Artinya, mungkin Kodam masih bisa mengatasinya," ujar anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan ini.
Meskipun begitu, Hasanuddin menyebut Komisi I akan terus memonitor imbas ledakan gudang amunisi Ciangsana. Sebab, kata dia, siapa tahu TNI membutuhkan rehabilitasi dan anggaran.
"Kami siap mendukungnya," ucap Hasanuddin.
Sementara itu Panglima TNI Agus Subiyanto mengatakan amunisi yang meledak dalam peristiwa kebakaran Gudmurah Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor berjumlah 65 ton. Amunisi ini terdiri dari berbagai jenis.
Baca: Ganjar Tegaskan Gugatan ke MK Sebagai Bentuk Kewarasan!
"Ada MKK (Munisi Kaliber Kecil) dengan MKB (Munisi Kaliber Besar). Jadi, seluruhnya ada 65 ton tonasenya," kata Agus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad, dikutip dari Antara.
Agus menjelaskan 65 ton amunisi kedaluwarsa tersebut merupakan gabungan dari beberapa satuan di Kodam Jaya. Amunisi itu dikumpulkan untuk diperiksa dan diverivikasi sebelum akhirnya di-disposal alias dibuang.
"Disposal' itu di Pameungpeuk (Kabupaten Garut, Jawa Barat), kami punya tempat," ujar Agus.