Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto, menyatakan Menhan RI Prabowo Subianto seharusnya yang membantah langsung informasi soal capres nomor urut 2 itu menerima persekot dari rencana pembelian jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar oleh Kemenhan.
Dia mengatakan demikian menjawab pertanyaan wartawan soal langkah petinggi Tim Kampanye Nasional (TKN) yang menganggap hoaks informasi soal Prabowo menerima persekot dari rencana pembelian jet tempur.
"Ya, sebaiknya karena itu ditujukan langsung kepada Pak Prabowo, bahkan beredar di sosial media suara-suara yang diduga mirip Pak Prabowo, sebaiknya beliau membantah langsung," kata Hasto menjawab pertanyaan wartawan usai konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Minggu (11/2).
Pria kelahiran Yogyakarta itu bahkan menyarankan Prabowo bisa membuat sumpah ke publik tidak menerima persekot dari rencana pembelian jet tempur Mirage 2000-5.
"Misalnya, saya bersumpah di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT di hadapan seluruh rakyat Indonesia dan demi Konstitusi negara, rakyat dan undang-undang bahwa saya tidak menerima dana sebesar apa pun suatu rupiah sekalipun dari pengadaan alutsista," kata Hasto menirukan cara Prabowo untuk bersumpah.
Dia mengatakan publik akan lebih percaya ketika sumpah sudah diucapkan dan Prabowo bisa dianggap sosok ksatria karena tidak menerima persekot dari rencana pembelian jet tempur Mirage 2000-5.
"Nah, kalau orang sudah bersumpah ini implikasinya tujuh turunan kalau dilanggar, sehingga itu yang harusnya dilakukan, daripada mengatakan itu hoaks, itu fitnah sehingga langsung dibantah oleh Pak Prabowo, itu lebih gentleman. Itu kalau berani," kata Hasto.
Sebelumnya, masyarakat dihebohkan dengan berita dari situs asing, Meta Nex dengan artikel berjudul Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation, Jumat (9/2).
Dalam situs itu disebutkan Komisi Anti Korupsi Uni Eropa memburu Prabowo atas kasus korupsi pembelian pesawat tempur bekas dari Qatar yang melibatkan salah satu perusahaan di Eropa.
Perusahaan ini diselidiki terkait transaksi janggal Prabowo yang membeli 12 pesawat tempur bekas dari Qatar dengan harga 66 juta dolar per pesawat, dengan total 792 juta dolar.
Dari transaksi janggal ini Prabowo disinyalir dapat fee 7 persen per pesawat, atau total 55,4 juta dollar yang diduga digunakan untuk kebutuhan dana politik dalam Pilpres 2024.
Diketahui, pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 sudah batal. Namun, menyeruak informasi dana sebesar USD 20 juta sudah masuk sebagai pembayaran awal.
Petinggi TKN pun telah bereaksi menganggap hoaks informasi Prabowo menerima persekot dari rencana pembelian jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar.