Jakarta, Gesuri.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan penting bagi calon ibu dan calon ayah untuk memperhatikan kesehatan mental atau kejiwaan.
Hasto menilai gangguan emosi mental merupakan masalah serius dan bisa mengancam program kependudukan.
Baca: Hasto Wardoyo: ASI Eksklusif Turunkan Stunting di Indonesia
"Mental emotional disorder atau gangguan emosi mental merupakan masalah serius dan bisa mengancam program kependudukan. Sebab itu memperhatikan kesehatan mental atau kejiwaan calon orang tua, baik calon ibu maupun calon ayah, adalah penting bagi tumbuh kembang anak dan pembangunan keluarga," kata Hasto dalam siaran pers, Senin (24/10).
Hasto mengungkapkan, data menunjukkan angka gangguan emosi mental tahun ini mencapai 9,8 persen atau meningkat signifikan dibading tahun 2021 sebesar 6,1 persen.
"Artinya saat ini di antara sepuluh calon ayah ada satu orang yang mengalami gangguan mental emosional, demikian juga bagi calon ibu," kata Hasto.
Hasto pun meminta agar masalah itu dijadikan perhatian yang serius. Sebab, penderita gangguan emosi mental yang tidak ditangani dengan tepat dapat menjadi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Calon ayah dan calon ibu yang mengalami gangguan jiwa dia sebut berpotensi tidak akan berhasil membina keluarga yang ideal
"Calon ayah dan calon ibu yang mengalami gangguan jiwa tentu tidak akan berhasil membina keluarga yang ideal. Hal ini tentunya dapat mengancam keberhasilan program kependudukan dan keluarga berencana," ujar dia.
Baca: BKKBN-Dexa Goup Kejar Target Penurunan Stunting 14% di 2024
Hasto menjelaskan, keluarga adalah embrio dalam sebuah peradaban. Keluarga harus dipersiapkan agar memiliki tata nilai yang baik dan kemampuan dalam mengambil keputusan yang baik. Dari orangtua yang sehat, sambung Hasto, akan lahir anak yang sehat dan terbentuk keluarga yang sehat.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya persiapan prekonsepsi bagi calon pengantin. Pemeriksaan Hb, pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan asessment status gizi merupakan langkah krusial untuk mengetahui status kesehatan calon pengantin, termasuk kesiapannya untuk kehamilan yang sehat.
"Harapannya, jika ditemukan indikator kesehatan yang kurang baik dapat dikoreksi dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencegah kehamilan yang berisiko," kata dia.