Jakarta, Gesuri.id - Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo memandang perlu mengedepankan pendekatan empati ketika menyikapi persoalan warga terdampak rencana penataan kawasan Stasiun Lempuyangan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Hasto mengatakan bahwa pihaknya telah mendapat arahan dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang meminta agar kebijakan pembangunan apa pun tidak boleh mengabaikan kepentingan warga.
Baca: Ganjar Pranowo Mempertanyakan Klaim Sawit Sebagai Aset Nasional
"Arahan Ngarsa Dalem (Sultan HB X), kalau urusan-urusan yang seperti itu, harus punya empati. Jadi, empati kepada warga terdampak," kata Hasto, di kompleks Kepatihan, Jogja, Jumat (11/4/2025).
Sebagai wali kota baru, Hasto merasa perlu melihat langsung kondisi lapangan agar dapat memahami situasi yang dihadapi warga.
Wali Kota mengaku baru saja meninjau rumah-rumah warga yang bakal terkena dampak langsung penataan kawasan Stasiun Lempuyangan yang berada di atas tanah Kasultanan atau Sultan Ground itu.
"Saya kemarin mengecek bangunan-bangunan yang 14 rumah itu. Saya tidak mengecek semua, tetapi cuman salah satu saya masuki karena bangunannya 'kan hampir-hampir sama. Hal ini supaya saya paham secara teknis di lapangan seperti apa," ujarnya.
Ia menekankan bahwa Pemerintah Kota Jogja berperan memastikan warga terdampak tidak diabaikan selama proses berjalan meski keputusan akhir terkait dengan relokasi berada di tangan PT KAI dan Kasultanan.
"Kami lebih banyak tugas terkait dengan bagaimana mengurus warga-warga yang terdampak. Apa pun kebijakan pembangunannya, kami harus punya empati kepada warga. Itu mungkin bagian dari ketugasan kami sebagai wali kota," tutur Hasto.
Ditanya apakah pendekatan itu akan diwujudkan dalam bentuk pemberian ganti rugi, Hasto menyebut hal tersebut sebagai salah satu opsi yang bisa ditempuh.
Baca: Ganjar Pranowo Harap Masalah Gas Melon Cepat Tuntas
Namun, dia menekankan perlun pemaknaan empati secara bersama oleh seluruh pihak terkait.
"Saya akan menerjemahkan empati nanti, semua akan menerjemahkan termasuk KAI," imbuhnya.