Semarang, Gesuri.id - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah memberikan dukungan untuk percepatan pembangunan jalur Semarang Outer Ring Road (SORR) setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang membebaskan lahan.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai, selama ini kemacetan parah kerap terjadi mulai perbatasan Kendal hingga Jrakah Semarang karena penumpukan kendaraan besar, seperti truk, bus, dan kendaraan pribadi.
Baca: Hendi: Semarang Siap Jadi Tuan Rumah MXGP 2018
Menurutnya, dengan adanya pembangunan jalur alternatif SORR yang terbagi dalam dua tahap, yakni SORR Utara menuju Arteri Yos Sudarso dan SORR Selatan menuju ke kawasan Mijen, Semarang, akan memberikan solusi atas kemacetan yang selama ini terjadi.
"Dari Kementerian PUPR, sudah memberikan sinyal hijau untuk percepatan proyek itu saat kunjungan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto, April lalu," ungkap Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, Senin (2/7).
Lebih lanjut Hendi menuturkan, untuk pembebasan lahan Kementerian PUPR meminta Pemkot Semarang yang menyelesaikannya, terutama yang ke arah utara, sementara pembangunan fisiknya akan dilakukan pemerintah pusat.
Baca: Ganjar Harap MAJT Juga Jadi Pusat Kajian
Sementara itu, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Semarang Agus Riyanto mengungkapkan, proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalur Semarang Outer Ring Road (SORR) membutuhkan waktu cukup lama antara 3-4 tahun.
"Biaya untuk pembebasan lahan cukup mahal. Tidak bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun," katanya.
Ia mengatakan, anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan proyek SORR diperkirakan mencapai Rp300 miliar. Meski demikian, Agus mengharapkan proyek SORR segera bisa direalisasikan agar bisa mengurai kemacetan yang selama ini kerap terjadi.