Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menanggapi santai manuver NasDem dan Golkar yang mulai menjajaki koalisi guna menghadapi Pilpres 2024.
Hendrawan meyakini, koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin diyakini tetap solid hingga masa jabatan usai.
Dia menilai NasDem-Golkar melakukan sesuatu yang wajar.
Baca: Ini Kenangan Hendrawan Akan Sosok Kang Jalal
"Dalam politik, hal-hal demikian biasa. Semua ingin memperbaiki posisi tawar, mengirim sinyal-sinyal niatan masa depan, memolakan peta dan pola permainan dan sebagainya," kata Hendrawan, Rabu (3/3).
Hendrawan juga menyinggung upaya serupa pernah dilakukan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh pada Juli 2019 usai pemungutan suara Pilpres 2019.
Saat itu, tanpa dihadiri PDI Perjuangan, Surya bertemu sejumlah pimpinan partai koalisi seperti Golkar, PKB, dan PPP di Kantor DPP NasDem, Gondangdia.
Pertemuan Surya itu terlaksana dua hari sebelum pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Tidak hanya itu, Hendrawan menyebut Surya juga menemui partai di luar koalisi pemerintah, PKS dan PAN. Namun, Hendrawan tak merinci apa misi Surya tersebut.
Terkait manuver politik Surya, Hendrawan mengatakan bahwa pemilik Media Group itu betul-betul ingin menjadi king maker pada Pemilu 2024.
"Saat itu orang berspekulasi, Bang Surya Paloh pada 2024 betul-betul ingin menjadi king-maker. Setelah itu NasDem mendekati PKS untuk maksud yang mungkin tak jauh berbeda," kata dia.
Baca: Kisruh Buzzer di Medsos, Hendrawan: Tanggapi Secara Arif
"Lantas orang menebak, wah PDI Perjuangan sedang dipersempit ruang geraknya. Kami biasa-biasa saja, konsisten dengan politik kebangsaan yang inklusif dan mencerahkan," ujar Hendrawan menambahkan.
Sebelumnya, NasDem dan Golkar menjajaki rencana koalisi dalam menghadapi Pilpres 2024. Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh langsung yang membicarakan misi tersebut.
NasDem ingin mengajukan capres dari tokoh hasil konvensi yang akan digelar pada 2022. Mereka lalu menawarkan Golkar untuk posisi calon wakil presiden