Ikuti Kami

Hendrawan Tegaskan KAMI Jangan Jadi Musang Berbulu Domba!

"Jangan menggunakan strategi 'musang berbulu domba', karena normalitas baru menuntut moralitas baru".

Hendrawan Tegaskan KAMI Jangan Jadi Musang Berbulu Domba!
Politikus Senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno.

Jakarta, Gesuri.id - Politikus Senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menegaskan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) jangan menggunakan strategi 'musang berbulu domba', karena normalitas baru menuntut moralitas baru. 

Itu dikatakannya terkait kegiatan yang digelar oleh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya, Jawa Timur. 

Baca: Effendi: Pencopotan Gatot Nurmantyo Tak Terkait Film G30S

Menurut Hendrawan, KAMI seharusnya bisa menempatkan diri di tengah pandemi virus Corona (Covid-19) seperti saat ini.

"Bila benar yang digaungkan adalah 'gerakan moral', sikap dan perilakunya juga harus selaras. Jangan menggunakan strategi 'musang berbulu domba', karena normalitas baru menuntut moralitas baru. Di masa pandemi, menggunakan masker memiliki nilai edukatif," tandas Hendrawan, Selasa (29/9).

KAMI menyebut diri mereka sebagai gerakan moral. Klaim tersebut juga disorot oleh Hendrawan.

"Jadi, intinya, kita harus tahu sikon (situasi dan kondisi), jangan mengobral nafsu untuk tampil dalam kondisi rawan persebaran Covid seperti sekarang," katanya lagi.

Hendrawan mengingatkan klaim gerakan moral yang digaungkan KAMI seharusnya selaras dengan kegiatan yang digelar dan tindak tanduk. Anggota DPR RI itu meminta KAMI menunjukkan bahwa gerakan mereka juga edukatif.

Lebih lanjut Hendrawan juga meminta pemerintah membatasi kegiatan yang berpotensi memunculkan kerumunan. Anggota Komisi XI DPR itu meminta agar pemberian izin mengadakan kegiatan diperketat.

"Di tengah-tengah harapan dan kesepakatan untuk menegakkan disiplin menjalankan protokol kesehatan, deklarasi atau pertemuan-pertemuan dengan jumlah massa besar sebaiknya dibatasi. Itu sebabnya, perizinan kegiatan dibuat lebih ketat. Di Kabupaten Tegal ada kapolsek yang sudah diberhentikan," terang Hendrawan.

Baca: Kepada Gatot Nurmantyo, Wanto: Pemimpin Itu Menyatukan!

"Di Kabupaten Pekalongan, Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, menunggu satu jam untuk menunggu panitia mengurangi acara yang semula dibanjiri sekitar 2.000 orang untuk diturunkan jadi 50 orang di dalam gedung," imbuhnya.

Seperti diketahui, kegiatan KAMI yang digelar di Graha Jabal Nur dan di Gedung Juang 45 Surabaya kemarin dibubarkan polisi. Polisi memiliki alasan tersendiri hingga membubarkan acara tersebut.

"Kelompok aliansi yang tadi berkumpul itu kita lakukan proses penghentian kegiatannya. Tergabung di dalam kelompok gugus tugas. Karena kita tahu betul situasi saat ini kan Jatim masuk bagian perhatian secara nasional untuk pandemi Covid-19. Dalam penggeloraan kegiatannya, Jatim sedang menggelorakan kegiatan sosialisasi, edukasi preventif, sampai operasi yustisi, dengan penindakan dan penegakan hukum terkait kerumunan," papar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Senin (28/9).

Kegiatan KAMI di Surabaya itu dihadiri mantan Panglima TNI (Purn) Jenderal Gatot Nurmantyo. Gatot pun legowo atas keputusan polisi.

"Saya mengimbau KAMI, bahwa kita harus bersyukur. Karena yang demo di sana karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar. Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima," kata Gatot di Masjid Assalam, Puri Mas, Surabaya.

Quote