Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Herman Herry memuji sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang mengenakan pakaian adat suku Sabu, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD, di Kompleks Parlemen, Jakarta.
"Saya sebagai putra asal NTT merasa bangga atas pakaian adat asal NTT yang dikenakan Presiden Jokowi saat pidato kenegaraan," kata Herman dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/8).
Dia menilai hal itu sebagai bentuk perhatian dan kepedulian Presiden Jokowi atas keberagaman bangsa Indonesia dan sikap Presiden tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinnekaan sehingga patut diapresiasi.
Baca: Sebelum Tutup Sidang, Puan Puji Baju Adat Jokowi
"Tentu saya mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi atas kepedulian Presiden Jokowi terhadap pakaian adat daerah di Tanah Air. Saya kira hal itu sebagai bentuk kepedulian Bapak Presiden Jokowi atas keberagaman dan kebhinnekaan kita bangsa Indonesia," ujarnya.
Presiden Jokowi menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD dengan mengenakan baju adat Suku Sabu, NTT.
Pakaian itu memiliki nama sama dengan daerah asalnya yang mendiami Pulau Hai Rawu di daerah Sabu, Kabupaten Kupang yaitu Sabu.
Baju adat Suku Sabu untuk laki-laki atasannya menggunakan kemeja putih lengan panjang, sedangkan bawahannya maupun selendang yang dikenakan merupakan sarung tenun.
Baca: Jokowi Pakai Baju Adat Suku Sabu NTT Saat Pidato Kenegaraan
Selain itu, pada bagian kepala terdapat ikat kepala yang disebut lehu ketu. Ikat kepala ini berupa mahkota dengan tiga tiang yang terbuat dari emas.
Untuk aksesoris lainnya berupa kalung disebut mutisalak, kalung habas, sepasang gelang emas, dan sabuk yang memiliki saku.
Sementara itu pada perempuan, baju adat Suku Sabu berupa kebaya dan juga dikombinasikan dengan sarung tenun yang membalut di sekeliling kebaya. Pada bagian pinggang wanita Suku Sabu juga dilengkapi dengan sabuk berupa pending atau ikat pinggang.