Mataram, Gesuri.id - Ketua Komisi III DPR Herman Herry mengapresiasi kinerja Polda Nusa Tenggara Barat dalam menekan laju penularan Covid 19.
Dalam hal ini, kapolda beserta jajaran telah berhasil dengan melakukan langkah-langkah yang strategis dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya melebihi kewajiban tugasnya.
"Selain itu, Kapolda juga berhasil mengkoordinasikan ke berbagai pihak dalam membantu penanganan Covid-19 seperti pemda, TNI, dan institusi lainnya. Kami telah melihat data yang dipaparkan oleh Kapolda, bahwa mereka telah melakukan terobosan sehingga berhasil melakukan tekanan terhadap pandemi," ujar Herman saat memimpin Tim Kunspek Komisi III DPR RI mengunjungi Mapolda NTB di Mataram, Jumat (10/9).
Baca: Komisi IX DPR RI Awasi Langsung Penyaluran Vaksin di NTB
Legislator Dapil NTT II ini memaparkan, Polda NTB juga sedang menghadapi tantangan yang cukup besar, yakni, akan diselenggarakannya event bertaraf internasional. Kemudian Polda NTB juga masih berhadapan dengan urusan lokal seperti pembebasan lahan untuk pembangunan sirkuit di Mandalika.
"Tentu ini tantangan yang tidak mudah untuk Kapolda. Oleh sebab itu, selain apresiasi yang kami berikan, kami juga mendukung kapolda agar dapat menyelesaikan semua tantangan ini dengan cara yang persuasif, humanis, namun penuh dengan ketegasan," imbuh Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolda NTB Mohammad Iqbal mengatakan, aksi dari kerja-kerja kolaboratif dengan semua stakeholder berhasil menurunkan angka penyebaran covid 19 di NTB sudah sangat baik. Hal ini terbukti dengan hampir seluruh kabupaten/kota masuk dalam zona hijau.
"Jika kita melihat data capaian indikator dasar, hampir semua berada di bawah level nasional, termasuk angka kematian (CFR) walaupun di 3 wilayah seperti Lombok Barat, Lombok Tengah dan Mataram masih perlu berbenah. Selain itu, data Positivity Rate kita juga sudah sangat baik, dari 100 ribu orang hanya 3 orang yang terkena kasus positif," jelasnya.
Baca: Herman Ingatkan Perluasan Kewenangan LPSK Dengan Catatan
Menurutnya, tracing yang merupakan upaya kolaboratif antara Babinkamtibmas, Babinsa, kelurahan dan pihak terlibat lainnya di NTB juga sangat membanggakan. Terbukti Provinsi NTB berada di 3 besar level nasional setelah Provinsi Sumut dan Jatim.
"Yang membuat tracing kami baik, kita telah melakukan pelatihan secara masif para bintara yang terpilih, dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai ke desa. Sehingga para tracer yang ada siap untuk di-challenge dan mereka punya kewajiban moral," terangnya.
"Jika ada satu kasus positif, mereka akan membedah sampai kerumah bahkan kepekerjaannya. Mereka juga ditarget, 1 orang bintara minimal 113 titik untuk tracing, itulah yang menyebabkan angka positif cenderung menurun, karena kita cepat mengantisipasi sejak dini," sambung Iqbal.