Jakarta, Gesuri.id – Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Hilda Kusuma Dewi, mengapresiasi langkah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dalam melaksanakan “Operasi Modifikasi Cuaca (OMC)” sebagai upaya mitigasi bencana hidrometeorologi. Operasi ini dilakukan guna mengantisipasi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada Februari 2025.
Menurut Hilda, hasil OMC cukup signifikan dalam mengurangi intensitas hujan di wilayah rawan banjir, khususnya di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
“OMC adalah langkah strategis yang patut diapresiasi. Upaya ini telah membantu mengurangi risiko banjir di daerah-daerah kritis,”ujar Hilda dalam keterangannya, Rabu (20/3/2025).
Meski demikian, legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa efektivitas OMC perlu terus dievaluasi secara berkala agar memberikan hasil yang lebih optimal. Selain itu, ia menekankan pentingnya penguatan sistem drainase serta perluasan area tangkapan air sebagai langkah pendukung keberhasilan operasi tersebut.
Tak hanya sampai disitu, Hilda juga menyoroti pentingnya kolaborasi antarlembaga dalam pelaksanaan OMC. BPBD DKI Jakarta telah bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkatan Udara, serta PT Rekayasa Atmosphere Indonesia untuk memastikan operasi berjalan sesuai rencana.
“Namun ke depan, koordinasi harus semakin diperkuat, terutama dalam kesiapan peralatan dan evaluasi teknis agar pelaksanaannya semakin efektif,”tambahnya.
Ia pun berharap agar OMC tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga menjadi bagian dari strategi mitigasi bencana yang lebih komprehensif.
“Saya berharap cakupan OMC terus diperluas dan dikombinasikan dengan edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana serta kebijakan lingkungan, seperti pengelolaan sampah dan perlindungan daerah resapan air,”tandasnya.
Untuk diketahui, OMC yang digelar BPBD DKI Jakarta telah berlangsung sejak awal Februari 2025 dengan menggunakan metode penyemaian garam (NaCl) untuk mengurangi potensi hujan ekstrem yang berisiko menyebabkan banjir. Operasi ini difokuskan di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara, yang selama ini menjadi titik rawan bencana hidrometeorologi.