Bandung, Gesuri.id - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar) Ineu Purwadewi berharap uji klinis vaksin virus COVID-19 komprehensif sehingga menghasilkan vaksin yang berkualitas dan tepat waktu.
Rencananya, uji klinis akan dilakukan di enam tempat, yakni Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran (Unpad), Balai Kesehatan Unpad di Jalan Dipati Ukur, serta empat puskesmas di Kota Bandung, yakni Puskesmas Dago, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukaparkir dan Puskesmas Ciumbeuluit.
Tim uji klinis vaksin COVID-19 Kusnadi Rusmil menyatakan, uji klinis tahap 3 untuk vaksin ini kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac Biotech, China, ditargetkan selesai pada Januari 2021.
Baca: Indonesia Harus Mampu Hasilkan Vaksin Corona
Nantinya, uji klinis tahap 3 vaksin COVID-19 dari Sinovac itu juga dikerjakan bersama-sama dengan negara lain seperti India, Bangladesh, negara-negara Afrika dan Amerika Latin.
“Kita sangat mengapresiasi langkah langkah cepat dari berbagai pihak untuk menghasilkan vaksin. Karena vaksin ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak dan sangat ditunggu tunggu,” kata Ineu.
Menurutnya penanganan COVID-19 melalui pembuatan vaksin berkualitas memang sangat dibutuhkan secara cepat. Sehingga hasilnya pun bisa dirasakan masyarakat.
“Selain untuk kesehatan masyarakat, tentunya kehadiran vaksin yang berkualitas akan mempercepat mendorong ekonomi masyarakat sehingga menjadi pulih kembali,” kata Ineu.
Namun kata ia, uji klinis tersebut harus dilakukan secara berkualitas. Seperti halnya dalam hal pengambilan sampel relawan.
Baca: Hore, Indonesia Siap Produksi Vaksin COVID-19 Tahun Depan
“Tentunya relawan juga harus sehat, jangan asal asalan, sehingga uji klinis vaksinnya pun bisa meraih hasil yang maksimal. Pada dasarnya kita berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera berlalu dan kesehatan masyarakat pun terjaga. Termasuk perekonomian masyarakat pun meningkat kembali,” jelasnya.
Nantinya lanjut Ineu, uji klinis ini membutuhkan sedikitnya 1.620 orang relawan. Sebanyak 1.620 orang tersebut harus memiliki kriteria yang sesuai, salah satunya yaitu sehat.
“Jadi orang itu pasti diperiksa dulu dengan teliti. Periksa darahnya periksa jantungnya, periksa paru-parunya sudah sehat baru dia bisa ikut penelitian ini,” tandas politisi PDI Perjuangan ini.