Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menilai perpanjangan masa kedaluwarsa vaksin COVID-19 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tetap aman untuk masyarakat.
"WHO sendiri sudah menyampaikan bahwa masa kedaluwarsa vaksin itu tidak mempengaruhi keamanan dari vaksin. Bahwa ini akan tetap aman," kata Charles dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/3).
Baca: Gus Falah Salurkan 10 Ribu Dosis Vaksin ke Lamongan & Gresik
Charles mengatakan potensi yang mungkin berkurang dari perpanjangan masa kedaluwarsa vaksin COVID-19 ialah khasiat, bukan keamanan.
Perihal efektivitas atau khasiat ini, katanya, sudah diuji secara ilmiah oleh BPOM sehingga batas perpanjangan itu dilakukan dengan tetap mengutakaman efektivitas.
Oleh karena itu hasil uji scientific itulah yang menentukan bahwa perpanjangan ini bisa dilakukan untuk beberapa waktu. Misalnya 3 atau 6 bulan. Jadi ada masa jangka waktunya," kata Charles.
"Sekali lagi, BPOM lah yang memiliki kewenangan melakukan uji dan memastikan bahwa obat-obatan atau vaksin yang digunakan masih layak dan memberikan khasiat yang optimal untuk memberikan perlindungan COVID-19," imbuh Charles yang sebelumnya meninjau vaksinasi bagi disabilitas di SLB Negeri 9 Jakarta, Sunter, Jakarta Utara, itu.
Charles juga mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk tetap waspada di masa-masa transisi menuju endemi Covid-19 terlebih mulai muncul varian dan subvarian yang memicu lonjakan penularan di sejumlah negara, seperti BA.2.
"Memang menuju fase endemi juga bukan berarti kita bisa los semuanya, tetap harus waspada memperhatikan kondisi yang ada di lapangan dan memperhatikan kondisi yang terjadi di dunia," ujar politikus PDI Perjuangan ini.
Baca: Jutaan Vaksin Kedaluwarsa, Rahmad Tekankan Hal Ini
"Apabila memang angka penularan di wilayah tertentu mulai naik, rumah sakit sudah mulai penuh, pelayanan kesehatan tidak optimal, maka tentunya pemerintah harus sudah mulai waspada dan memberlakukan sedikit pembatasan sehingga penularan bisa dikendalikan," ujarnya.
Charles melanjutkan, yang paling penting adalah mempercepat upaya vaksinasi primer dan booster karena, kata dia, semua riset dan kajian lembaga kesehatan di dunia sudah mengatakan bahwa vaksin bisa menghindari manusia dari kematian dan sakit keras akibat Covid-19. Charles meyakini vaksinasi di Indonesia bisa cukup tinggi sekarang ini bukan hanya berkat kerja pemerintah sendiri, tapi juga berkat gotong royong berbagai elemen, termasuk TNI-Polri, lembaga-lembaga negara lain, swasta, kelompok masyarakat dan kelompok agama.
"Seperti kegiatan kita hari ini, ini adalah bentuk gotong royong kita melibatkan BPOM, sekolah, dinas kesehatan, Komnas Disabilitas, dan masyarakat umumnya. Kalau kita gotong royong, keroyokan, saya yakin upaya untuk mencapai target vaksinasi bisa tercapai dan perlindungan terhadap masyarakat bisa terpenuhi," ujarnya.