Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan alasan utama apabila dalam empat tahun awal pemerintahannya masih fokus dan konsentrasi pada pembangunan infrastruktur.
“Karena ini merupakan fundamental yang tidak bisa kita tinggal,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional ke-2 Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), di Istana Negara Jakarta, Jumat (24/8) siang.
Baca: Presiden: Membangun Infrastruktur Upaya Bangun Peradaban
Menurutnya, banyak yang menyampaikan kepadanya kenapa kita tidak fokus pada pertumbuhan ekonomi, dengan misalnya memperkuat atau meningkatkan konsumsi masyarakat.
Namun Kepala Negara mengingatkan, bisa saja itu jadi pilihan. Masalahnya, semakin kita konsentrasi kepada yang bersifat konsumtif seperti itu semakin kita ditinggal perangkat-perangkat fundamental kita oleh negara-negara lain.
“Stok infrastruktur kita terakhir saya lihat 37% jauh sekali dengan negara-negara lain,” ungkap Presiden.
Kader PDI Perjuangan ini menambahkan, akibatnya biaya logistik dan transportasi kita dibandingkan Malaysia bandingkan Singapura dua kali sampai dua setengah kali lipat.
Artinya, lanjut Pesiden, infrastruktur kita masih jelek.
Kepala Negara mengingatkan, semuanya tidak bisa instan, semuanya masih ada proses dan tahapan-tahapannya.
“Memang harus kita lalui, infrastruktur lebih dahulu yang memang urutannya seperti itu. Negara lain lihat juga seperti itu,” ujarnya.
Baca: "Jokowi Bangun Infrastruktur Bukan untuk Pencitraan"
Presiden Jokowi menegaskan, kita harus harus berani, jangan semuanya instan karena pasti ada prosesnya, pasti ada sakitnya. Ia menunjukkan jalan di Papua, di mana untuk berjalan dari Merauke ke Boven Digul kira kira 100-120 km harus ditempuh bisa 2 hari padahal kalau di sini maksimal 3 jam.
“Apakah kita bisa bersaing dengan negara-negara lain dengan kondisi seperti ini, saya jawab tidak mungkin,” tegas Presiden.