Jakarta, Gesuri.id - Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri menyinggung keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai salah satu wujud langkah pemimpin strategik.
Baca: Bukan Pencitraan, Mega: Pemimpin Strategik Turun ke Rakyat
Menurut Megawati, saat ini terjadi berbagai perkembangan teknologi yang bersifat revolusioner. Misalnya teknologi rekayasa genetika, teknologi rekayasa atomik, teknologi informasi, hingga realitas virtual.
Di tengah keadaan itu, menurutnya, keputusan Presiden Jokowi mengintegrasikan seluruh lembaga pengembangan dan riset ke dalam BRIN adalah tepat. Apalagi dengan menempatkan ideologi Pancasila sebagai tonggak eksistensi seluruh strategic policy dari BRIN.
“Dengan keberadaan BRIN maka research based policy harus dikedepankan. Dengan guidelines Pancasila, BRIN diharapkan mempercepat jalan berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari, di bidang ekonomi,” kata Megawati.
“Tanpa berdikari, sulit bagi negara besar seperti Indonesia untuk berdaulat di bidang politik,” tegas Megawati.
Hal itu disampaikan Megawati saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat (11/6).
Megawati lalu mengutip apa yang disampaikan oleh Proklamator RI Bung Karno di dalam pidato singkat sebelum membacakan Teks Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Saat itu Bung Karno menyatakan, 'Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib bangsa dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya'.
“Spirit percaya pada kekuatan sendiri inilah yang harus menjadi spirit bangsa. Inilah peran dan tugas kepemimpinan strategik, menggelorakan semangat bagaikan api nan tak kunjung padam. Inilah tugas kepemimpinan strategik pada masa krisis: menggelorakan dedication of life tanpa pernah mengenal akhir bagi bangsa dan negaranya. Inilah spirit menjadi patriot bangsa yang selalu dikobarkan di Kampus Pertahanan dan Bela Negara ini,” urai Megawati.
Lebih lanjut, Megawati mengatakan, dengan adanya BRIN, seluruh kerja strategis riset dan inovasi ditujukan pada empat hal pokok. Yakni manusianya, flora dan faunanya, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat bagi kemajuan bangsa.
“Kalau skala prioritas riset dan inovasi diperas lagi, maka menghadirkan amal pengetahuan dan teknologi bagi perbaikan peri kehidupan rakyat sehari-hari sebagai prioritas utama,” ujar Megawati.
“Saat ini stunting akibat kekurangan gizi. Di situlah salah satu prioritas BRIN.”
Baca: Megawati Beberkan Sisi Lain Kloning dan Teknologi Maju
Lebih jauh, Megawati menilai Indonesia memiliki potensi kekuatan besar. Dari jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 270 juta, bonus demografi, sumber kekayaan hayati, hingga sumber daya alam besar. Baginya, hal itu sangat memerlukan kepemimpinan strategik yang memuat aspek ideologis, kepemimpinan teknokratik, dan kepemimpinan berkarakter. Ini yang membangun legitimasi bagi konsolidasi seluruh kekuatan nasional bagi kemajuan suatu bangsa.
“Kepemimpinan teknokratis memerlukan kepemimpinan intelektual, guna memahami arah masa depan bangsa dan dunia. Darinya, kepemimpinan tersebut akan memberikan arah terhadap setiap keputusan yang diambil, yang di satu sisi menyelesaikan berbagai persoalan rakyat, dan disisi lain sebagai investasi bagi masa depan,” kata Megawati.