Medan, Gesuri.id - Ketua DPP dan juga Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut H. Djarot Saiful Hidayat mengatakan esensi Isra Miraj itu adalah ketundukkan umat Islam sebagai makhluk kepada Sang Khaliq dalam bentuk mendirikan Shalat lima waktu dalam sehari dan implementasi pelaksanaan Shalat adalah tercegahnya seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
Baca: Wali Kota Bobby Bertekad Dukung Progam Baznas
Oleh karena itu, lanjutnya, umat Islam yang shalatnya benar, sebagai komitmen ketundukannya kepada Allah dipastikan akan memiliki prilaku yang baik, jujur dan amanah
“Dimensi tertinggi dalam shalat adalah penghindaran terhadap perbuatan tercela maka barang siapa yang shalat dengan benar maka mustahil melakukan perbuatan-perbuatan keji dan mungkar,” ujar Djarot Saiful Hidayat yang disampaikan melalui siaran persnya dalam rangka pesan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW pada Kamis (11/3).
Lebih lanjut, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyatakan bahwa Shalat adalah ibadah spritual tertinggi dalam ajaran Islam karena selain memiliki dimensi ibadah, shalat juga memiliki dimensi kemusiaan, terutama dalam membangun akhlak manusia, hal itu sesuai dengan Firman Allah “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar ” (QS. Al 'Ankabut: 45)
Selain itu, Djarot juga menjelaskan bahwa setiap orang yang sungguh-sungguh menjalankan ibadahnya sebagai wujud ketundukan kepada Allah tentu tidak akan silau dengan kenikmatan dunia. Saat ia diberikan jabatan, baik itu sebagai eksekutif, legislatif, yudikatif atau jabatannya lainnya maka ia akan amanah, tidak korupsi, adil dan mengutamakan kepentingan orang banyak dari kepentingan dirinya sendiri
“Perjuangan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan seringkali terhenti karena ada “surga” atau kenikmatan yang membuat manusia lalai dan melupakan makna ibadahnya, sesungguhnya Rasulullah Muhammad SAW ketika melakukan Isra dan Miraj-nya berkesempatan untuk tetap tinggal dengan penuh kenikmatan disisi Allah, tetapi beliau meninggalkannya untuk melanjutkan perjalanan menuju Sidratul Muntaha dan kembali ke Bumi untuk melanjutkan perjuangan kemanusiaan” ungkap Mantan Walikota Blitar tersebut
Kemudian, Anggota DPR RI Komisi II ini menyampaikan bahwa ada fenomena, seseorang ketika menerima kekuasaan dan melihat uang langsung lupa dan melakukan tindakan inskonstitusional, mulai menyalah gunakan wewenang, kindakan korupsi misalnya, Itu berarti bahwa seorang tersebut tidak amanah bahkan telah khianat kepada Allah.
“Kita harus belajar dengan sosok Agung Rasulullah Muhammad SAW yang tetap kokoh dalam mengemban tugasnya merubah dan membangun peradaban yang memanusiakan manusia meski surga telah dijanjikan kepadanya, Rasulullah memilih bergumul dengan rintangan yang mengorbankan segalanya untuk membawa umat manusia dari perilaku jahiliyah ke akhlak tertinggi, maka tidak heran bila namanya Agung hingga saat ini” tegas Djarot.
Baca: Ibunda Sekjen Hasto Wafat, PDI Perjuangan Jambi Berduka
Terakhit, Djarot berpesan terkhusus kepada kader-kader PDI Perjuangan, bahwa pencapaian partai yang saat ini berada dalam pusat kekuasaan, dimana telah melewati berbagai cobaan, fitnah dan lain sebagainya untuk tetap amanah, sebagaimana esensi dari berbagai ibadah yang diperintahkan oleh Tuhan Yang Masa Esa. Oknum-oknum kader partai yang tidak amanah harus dijadikan contoh bahwa itu prilaku yang merugikan partai dan bahkan diri maupun keluarganya sendiri.
“Itu Sebabnya DPP PDI Perjuangan menegaskan agar kadernya tidak koruptif dalam menjalankan tugas ideologi dari partai, sekali lagi mari belajar dari Isra Mikraj agar kita tetap kokoh di garis perjuangan yang tidak goyah oleh badai dan tidak tumbang melihat uang,” pungkas Djarot.