Semarang, Gesuri.id - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan perusahaan properti PT Pakuwon Jati Tbk merencanakan investasi di Kota Atlas itu dengan nilai investasi sebesar Rp2 triliun.
"Beberapa waktu lalu, sudah ada rencana sebuah perusahaan properti melakukan investasi di Semarang, meliputi mal atau pusat perbelanjaan dan hotel," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/2).
Menurut dia, Pakuwon akan menjadi salah satu investor terbesar di Kota Semarang dengan nilai Rp2 triliun yang rencananya menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja.
Baca: Sidang Parlemen di PBB, Puan: Akses Air Bersih HAM Mendasar
Ita berharap investasi Pakuwon segera terealisasi pada tahun 2023 ini sehingga bisa dirasakan dampak positifnya bagi Kota Semarang, antara lain mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian daerah.
"Ini kan bisa menjadi salah satu upaya menurunkan tingkat pengangguran, walaupun sudah turun. Sekarang (pengangguran) masih di angka 7 persen, melebihi angka nasional dan provinsi," katanya.
Dengan hadirnya investor besar itu, kata dia, diharapkan bisa semakin menggeliatkan perekonomian sehingga secara tidak langsung bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mengenai lokasi, Ita mengaku belum mengetahui secara persis karena masih dalam pembahasan antara investor dengan dinas-dinas, terkait lahan dan perizinan.
"Ada beberapa tempat (pilihan lokasi). Saya sudah pertemukan dengan teman-teman dinas terkait. Yang penting saya transparan. Izin-izinnya harus komplit," pungkas Ita.
Baca: Evita Dukung & Apresiasi Kontribusi BUMN Karya di IKN
Terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) dr Widoyono mengaku tetap optimistis menghadapi gelombang resesi yang diperkirakan terjadi pada tahun ini.
Bahkan, DPM-PTSP menargetkan nilai investasi di Kota Atlas pada tahun ini tembus Rp26 triliun atau meningkat dibandingkan target tahun lalu sebesar Rp24 triliun yang juga terealisasi 102 persen.
"Pada 2022, kami target Rp24 triliun. Capaian Rp24,6 triliun atau 102 persen. Pada 2023 meski ada ancaman resesi, kami harap bisa mencapai target," kata Widoyono optimistis.