Malang, Gesuri.id - Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) Daniel Rohi turut angkat bicara mengenai kebijakan impor yang akan dilakukan oleh pemerintah itu.
Menurutnya langkah yang diambil oleh Menteri Perdagangan dan Menko Perekonomian tersebut sangat merugikan petani.
"Untuk Jawa Timur dengan kondisi surplus pangan menurut saya jangan, karena itu akan semakin membuat petani tertekan," ujar Daniel Rohi.
Baca: Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Tolak Impor Beras!
Politisi PDI Perjuangan itu juga menambahkan, untuk wilayah Jawa Timur sampai dengan bulan Juni 2021 masih memiliki stok beras yang mencukupi, bahkan surplus.
"Potensi produksi beras Jawa Timur sampai dengan semester 1 adalah 4.065.773 ton beras, dengan asumsi konsumsi sebesar 2.133.143 ton (Januari - Juni 2021). Sehingga di Jawa Timur masih terdapat surplus beras sebesar 1.932.630 ton pada semester I," jelasnya
Legislator yang juga Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Jatim ini juga mengingatkan pemerintah untuk mendahulukan stok beras lokal.
Baca: Lukai Hati Petani Padi, Armuji Tolak Impor Beras
"Impor jangan sampai di masa panen. Ketika masa panen itukan harganya bisa anjlok lagi ketika suplainya banyak dari petani, lalu kemasukan impor, ya hancur harganya," tegas Daniel.
"Petani sudah tertekan gara-gara pupuk bersubsidi yang selalu bermasalah tiap tahun, juga dihantam pandemi. Apalagi jika kelak kemasukan beras impor juga semakin menekan psikis mereka. Sedapat mungkin ditinjau kembalilah," lanjutnya
Daniel Rohi meminta pemerintah melakukan peninjauan ulang kebijakan impor beras. Ia juga meminta pemerintah menyiapkan neraca beras nasional sehingga ketahanan pangan seperti yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo dapat terwujud.
