Banjarmasin, Gesuri.id - Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Selatan, Fahrani mewanti-wanti soal pemenuhan kebutuhan sapi potong di Kalimantan Selatan menjelang bulan Ramadan 2023.
Baca: Elektoral Tertinggi, Gerakan Kolektif Menangkan Pemilu 2024
Berkaca pada tahun lalu, kebutuhan sapi potong di Kalsel tidak tercukupi. Hal tersebut lantaran adanya kebijakan larangan mendatangkan sapi potong dari luar daerah seiring maraknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Menurutnya, kebutuhan pada Idul Adha tahun 2022 lalu mencapai lima ribu sapi. Namun, kemampuan peternak di Kalsel hanya menyediakan sekitar dua ribu sapi.
"Akibatnya harga sapi potong di pasaran melonjak tajam," kata politisi PDI Perjuangan ini, Selasa (21/2).
Untuk memastikan masalah tersebut tak lagi terulang, Komisi II DPRD menyambangi Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang dikenal sebagai salah satu gudang ternak berskala nasional.
Komisi II yang diwakili oleh Fahrani sebagai ketua rombongan serta Norfajeri dan Iberahim Noor, menggandeng Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kalsel bertandang ke Dinas Peternakan Provinsi Jatim.
Fahrani menjelaskan, kedatangan pihaknya kali ini untuk menyiapkan ketersediaan sapi potong, jelang bulan Ramadan, Idul Fitri serta Idul Adha mendatang.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jatim, Iswahyudi menjelaskan, secara statistik nasional, sapi potong provinsi Jatim itu mencapai 4,9 juta ekor pada 2022. Sementara sapi perah sebanyak 305 ribu ekor.
Jika diminta untuk menyuplai kebutuhan sapi potong ke Kalsel, pihaknya mengaku siap. Kendati Jatim diakui juga bukan tanpa masalah.
Baca: TB Hasanuddin Bantu Material Pembangunan Jembatan Cianda
Tahun 2022, PMK pertama kali ditemukan di Jatim. Hanya saja, pihaknya serius menangani wabah tersebut, seperti pemberian vaksin pada sapi dan lainnya.
Iswahyudi menerangkan, Kalsel tidak perlu takut mengambil sapi dari Jatim. Sebab sapi yang nantinya dikirim sudah terbebas dari PMK.
Kurator: Nanda.