Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo mengundang sekitar 40 pengusaha yang berorientasi ekspor ke Istana Bogor dan meminta para eksportir itu untuk membantu pemerintah dalam mengatasi pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Baca: BKF Harapkan Investasi dan Ekspor Terus Tumbuh
Salah satu caranya adalah dengan meminta mereka menarik uang yang disimpan di luar negeri dan menukarnya ke rupiah.
"Pak Presiden kan melihat ada gejolak mata uang dan lain-lain." "Tadi Presiden menanyakan apakah para pengusaha ini mau untuk pertama, taruh uang hasil ekspornya ke Indonesia," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Rosan P Roeslani usai pertemuan tertutup dengan Jokowi di Istana Bogor, Kamis (26/7) malam.
"Karena menurut data hanya 15 persen (uang) yang ditaruh di Indonesia, sisanya masih di luar," tambah Rosan.
Menurut Rosan, sebagian eksportir yang hadir mengaku akan mempelajari dulu permintaan Jokowi tersebut.
Kendati demikian, ada juga eksportir yang langsung menyatakan setuju karena mereka menyadari hal ini adalah untuk kepentingan nasional.
Rosan mengatakan, hambatan paling besar bagi eksportir menarik dananya ke Indonesia adalah karena mereka memiliki pinjaman di bank di luar negeri.
"Nah pinjamannya ini, bank yang meminjamkan ini mau uangnya ditaruh di bank-nya."
"Walaupun tadi ada usulan, ya kita cari bank-nya. Walaupun bank asing tapi ada cabang di Indonesia," ucap dia.
Jokowi pun menjanjikan pemerintah akan memberikan insentif bagi eksportir yang bersedia membantu mengatasi gejolak rupiah. Namun, belum diketahui insentif seperti apa yang akan diberikan.
Baca: Indonesia Ekspor Bus dan Lokomotif ke Bangladesh
"Masih ditanya dulu bersedia enggak, makanya nanti ada tim untuk memberikan insentif-insentif lainnya. "
"Nah memang itu saya rasa fokus utamanya itu dari meeting ini," kata Rosan.