Ikuti Kami

Jokowi Finalis Terkorup Versi OCCRP, Djarot: Tindak Pidana Korupsi Periode Kedua Jokowi Sangat Luar Biasa

Ia mencontohkan kasus korupsi suami dari artis Sandra Dewi yakni Harvey Moeis.

Jokowi Finalis Terkorup Versi OCCRP, Djarot: Tindak Pidana Korupsi Periode Kedua Jokowi Sangat Luar Biasa

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat turut mengomentari terkait masuknya Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ke dalam daftar finalis pemimpin dunia paling korupsi, versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). 
 
Ia menyebut, tindak korupsi selama kepemimpinan Jokowi lima tahun terakhir sangatlah luar biasa.
 
"Saya tidak berhak untuk menanggapi ya. Tapi ini sebagai masukan baik untuk kita semua, memang kita kalau memang mau jujur, 5 tahun kemarin itu tindak pidana korupsi di Indonesia itu sangat luar biasa," kata Djarot, pada Selasa (31/12).

Ia mencontohkan kasus korupsi suami dari artis Sandra Dewi yakni Harvey Moeis yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 300 triliun. Apalagi, terdakwa kasus dugaan korupsi pengelolaan timah Harvey Moeis hanya divonis 6 tahun dan 6 bulan penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 
 
"Termasuk yang kemarin korupsi timah yang merugikan negara sampai 300 Triliun, tetapi tingkat tuntutannya cuma 6,5 tahun. Jadi tingkat korupsi di Indonesia itu nilainya fantastis banget," ucapnya. 
 
Gubernur DKI Jakarta periode 2017 itu menilai kasus korupsi pada bidang sumber daya alam (SDA) itu sangatlah besar sekali. 
 
Ia mengaku tidak mengetahui pasti apakah kasus korupsi suami Sandra Dewi itu menjadi salah satu penyumbang Jokowi masuk sebagai finalis pemimpin dunia paling korupsi versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).  
 
"Saya tidak tau apakah itu ada kaitannya dengan kasus kasus korupsi yang besar seperti itu sehingga itu kemudian berkontribusi kepada predikat presiden Jokowi sebagai salah satu nominasi tokoh terkorup," jelasnya. 

"(Tetapi) Saya tidak berhak untuk mengomentari karena saya juga tidak mengetahui lembaga tersebut," pungkasnya.

Sumber: www.jawapos.com

 

Quote