Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat Indonesia bangga dan selalu mengingat, serta meramaikan segala prestasi yang telah dicapai negara ini.
Bukan sebaliknya, Jokowi melanjutkan, dimana sikap publik kerap membesar-besarkan isu-isu kecil yang menyudutkan pemerintah. Namun jika menyangkut prestasi yang diraih bangsa kerap dilupakan.
Baca: Presiden Minta Tokoh Masyarakat Gemakan Keberagaman
"Kalau yang bagus-bagus itu pada diem gitu. Kalau keliru dikit, demonya tiga bulan di depan Istana," kata Jokowi dalam pembukaan Pertemuan Pemimpin Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Agama Kristen Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (24/10).
Kepala Negara mencontohkan hal ini terjadi di Asian Games 2018. Pemerintah bekerja keras menaikan peringkat Indonesia dari biasanya posisi 17 ke rangking 4.
"Enggak ada yang ramai, biasanya padahal rangking 17, rangking empat enggak ada yang ramai. Dapat 31 emas enggak ada yang ramai. Di Asian Para Games juga sama. Dapat 35 emas, rangking lima," jelas dia.
Sementara itu, isu yang diributkan adalah aksi sepeda motor stuntman pemeran presiden di pembukaan Asian Games. Padahal, kata dia, tidak mungkin seorang presiden memperagakan akai berbahaya itu.
Baca: Jokowi Rebut Peluang Perang Dagang Dongkrak Ekspor Nasional
Menurut dia, aksi itu sejatinya hanya hiburan semata dalam memeriahkan Asian Games. Jokowi pun heran aksi itu malah ditarik ke dalam isu politik.
"Kadang saya sampai geleng-geleng, ini apa sebetulnya kita ini. Mbok yang diramaikan yang tadi, prestasi, bagaimana caranya dapet 31 emas. Kok bisa rangking empat itu bagaimana caranya, biasanya rangking 17. Itu ditanya, saya bisa terangin," jelas dia.