Jakarta, Gesuri.id - Presiden terpilih, Joko Widodo menyinggung prihal menjadi oposisi dalam pidato visi pemerintahannya lima tahun ke depan dalam sebuah acara bertajuk 'Visi Indonesia' di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7).
"Dalam demokrasi mendukung mati-matian sebuah kandidat itu boleh, mendukung dengan militansi yang tinggi itu juga boleh, menjadi oposisi itu juga sangat mulia," ujar Jokowi.
Baca: Tak Suka Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, Ingin Indonesia Rusak
Jokowi mengatakan tak masalah jika ada pihak yang ingin menjadi oposisi asalkan tidak menimbulkan perpecahan dan perbedaan.
"Silahkan menjadi oposisi asal jangan menjadi oposisi yang menimbulkan perbedaan, asal jangan oposisi yang menimbulkan kebencian apalagi disertai dengan hinaan, disertai dengan cacian, disertai dengan makian-makian," tegas Jokowi yang langsung disambut gemuruh sorak sorai pendukungnya.
Pasalnya, kata Jokowi, Indonesia memiliki norma-norma agama, etika, tata krama, dan budaya yang luhur. Oleh karenanya, menjadi oposisi pun harus tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila.
"Kita harus ingat ini, Pancasila adalah rumah kita bersama, rumah bersama kita sebagai saudara sebangsa setanah air. Tidak ada toleransi sedikitpun bagi yang mengganggu Pancasila," tegas Jokowi.
Pasca penetepan presiden dam wakil presiden terpilih periode 2019-2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), diperkirakan akan ada partai politik yang memilih menjadi oposisi dalam pemerintahan lima tahun ke depan.
Baca: Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin Gelar Syukuran di Sentul
Cawapres 2019, Sandiaga Uno sebelumnya sempat bicara soal sikap politik Ketum Partai Gerindra seusai Pilpres 2019. Sandiaga mengatakan dia dan Prabowo Subianto sepakat bahwa mengabdi pada bangsa dan negara tidak harus tergabung dalam pemerintahan.
"Dan peran itu nggak semuanya dalam pemerintah, peran itu bisa juga di luar pemerintah, itu yang Pak Prabowo dan saya sepakati," ujar Sandiaga di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/7).