Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membawa Indonesia ke dalam kondisi yang lebih maju melalui berbagai kebijakan yang dilakukan selama masa kepemimpinannya. Hal ini tercermin dari berbagai capaian yang ada, utamanya pemerataan dan keseimbangan pembangunan untuk mencapai keadilan.
Arif mengatakan Jokowi dalam empat tahun terakhir terus mendorong keadilan dan melakukan penguatan fundamental untuk kemajuan Indonesia. Salah satu ciri kemajuan tersebut ialah dengan terciptanya ekonomi nasional yang tumbuh berkualitas.
"Harus diingat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak sekadar angka yang tinggi, tapi bagaimana pertumbuhan ekonomi mampu menekan jumlah penduduk miskin, meningkatkan konektivitas, menciptakan lapangan kerja dan seterusnya," kata Arif, dalam acara 'Dialog Pilpres 2019: Evaluasi Program Capres Bidang Politik dan Ekonomi' di Jakarta, Kamis (28/3).
Arif juga mengatakan, selain pertumbuhan ekonomi, penguatan fundamental juga dilakukan oleh kepemimpinan Presiden Jokowi adalah pemerataan. Arif mengungkapkan kebijakan itu ditandai dengan distribusi akses maupun aset, seperti program reforma agraria, Kartu Indonesia Pintar, dan program-program lainnya.
"Dengan adanya distribusi akses dan aset mendorong kemandirian bagi seluruh rakyat. Semakin banyak rakyat yang memiliki akses terhadap aset produktif. Maka mereka dapat memanfaatkannya untuk menopang kehidupannya," jelas Direktur Megawati Institute itu.
Selain itu, lanjut Arif, yang tak kalah penting adalah keseimbangan pembangunan antara wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur.
Sejak Presiden Jokowi memimpin, Jawasentris yang sering disinggung dalam pemerataan pembangunan tidak lagi berlaku, karena banyak pembangunan juga dilakukan di wilayah Timur dan menjangkau daerah terpencil, terluar, dan tertinggal. Hal ini dilakukan karena infrastruktur di Indonesia dalam kondisi sangat minim dan jauh tertinggal.
"Dapat kita saksikan bersama, pembangunan infrastruktur kita saat ini sangat masif. Perlu diingat pula, untuk bisa menyelesaikan persoalan tersebut dibutuhkan keberanian dan kemauan karena secara teori programnya berupa jangka panjang dan hasilnya tidak banyak dirasakan saat ini atau bisa dikatakan secara politik relatif tidak populer," ujarnya.
Oleh karena itu, fondasi ekonomi yang sudah dibangun dan diperkuat pada periode pertama kepemimpinan Jokowi tersebut akan diteruskan dan ditingkatkan pada kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin. Kini, yang menjadi fokus utama adalah peningkatan kualitas hidup manusia.
Menurut Arif, peningkatan kualitas hidup manusia itu dapat dicapai dengan mengeluarkan Indonesia dari middle income trap melalui berbagai kebijakan, terutama penciptaan lapangan kerja dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkarakter dan berdaya saing.
"Jokowi-Ma'ruf Amin berkomitmen membuka 12,5 juta lapangan kerja baru melalui penciptaan sektor ekonomi baru dan memaksimalkan serta mengembangkan kebijakan-kebijakan yang sudah ada seperti meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastruktur dan melanjutkan revitalisasi industri," jelasnya.
Sementara itu, lanjut Arif, untuk membangun SDM yang berkarakter dan berdaya saing, Jokowi-Ma'ruf Amin telah menyusun berbagai strategi. Mulai dari gizi, kesehatan, pendidikan, pelatihan, hingga menguatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
"Dengan tetap meneruskan pembangunan infrastruktur, penguatan industri, menjaga iklim investasi, dan seterusnya, diharapkan fondasi ekonomi yang sudah dibangun dapat lebih dimanfaatkan dan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dan laju perekonomian nasional," pungkas Arif.