Kediri, Gesuri.id - Ketua Kaukus Pancasila DPR RI, Eva Kusuma Sundari mengatakan, Kaukus Pancasila akan mengajak Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Yayasan Cahaya Guru untuk menjadikan Yayasan Pawytan sebagai salah satu partner dalam mewujudkan misi pengintegrasian Pancasila ke sektor pendidikan.
“Saya sudah lapor ke Ketua MPR Zulkifli Hasan, Kepala BPIP Pak Yudi Latif dan segera saya akan diskusikan pula dengan Yayasan Cahaya Guru tantangan ini. Saya antusias memulai kerjasama dengan Yayasan Pawytan Daha,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Baca: Dirikan Sekolah Multikultural, Upaya Kader Bumikan Pancasila
Eva mengapresiasi keputusan Ketua Yayasan Pendidikan Pawyatan Daha Kediri, L.H Pranoto untuk melakukan program pengintegrasian nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum sekolahnya. Hal ini dia katakan saat menghadiri acara wisuda SMP Pawyatan Daha 1 di Gedung Bhagawanta, Kediri, Senin (14/5).
Dijelaskan Eva, kontribusi SMP Pawytan Daha adalah pemakaian strategi mainstreaming nilai-nilai Pancasila ke dalam mata pelajaran intra dan ekstra kurikuler. Permainan-permainan juga dikembangkan, sehingga pengajaran Pancasila terlaksana secara gembira, demokratis dan responsif kebutuhan karena kontekstual dengan situasi lokal.
Adapun keputusan tersebut merupakan bentuk tindak lanjut dari acara Festival dan Deklarasi Pengajaran Pancasila dalam Kurikulum Sekolah di Gedung MPR beberapa waktu yang lalu.
"Alhamdulillah, acara Deklarasi Pengajaran Pancasila di MPR ada dampaknya. Respon positif dari Yayasan Pawytan Kediri akan kami respon balik,” ucap Eva.
Sekretaris Badiklat DPP PDI Perjuangan itu menngungkapkan, SMP Pawyatan Daha 1 sudah menjadi binaan Kaukus Pancasila sejak 2 tahun lalu dalam penyusunan silabus berperspektif Pancasila. L.H Pranoto selaku Ketua Yayasan Pendidikan Pawyatan Daha Kediri menilai pentingnya membentuk karakter siswa melalui rasa, karsa dan cipta yang berisi nilai-nilai Pancasila.
"Oleh karenanya, hal ini akan kami selenggarakan di 10 sekolah di dalam Yayasan Pawytan Daha Kediri mulai TK hingga Perguruan Tinggi," katanya.
Baca: Pendidikan Multikultural Hidupkan Roh Inklusif Pancasila
Sedangkan Kepala Sekolah SMP Pawyatan Daha 1, Satriyani mengaku merasa bangga sekaligus tertantang dengan adanya amanat baru tersebut.
“Saya harap dukungan dan kerjasama dari semua pihak terkait, mengingat ini tugas untuk menjawab panggilan kebutuhan bangsa terutama setelah aksi bom bunuh diri kemarin di Surabaya,” ujarnya berduka.