Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan, Kapitra Ampera menegaskan Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmim selalu merasa paling benar.
“Ini orang yang selama ini salah, tetapi selalu mengeklaim kebenaran,” ujarnya dalam keterangan, Minggu (5/9).
Baca: Mau Kasasi, Rizieq Shihab Punya Kekuatan Apa Lawan Negara?
Ia meminta balik agar Novel tidak bicara mengenai ibadah seseorang yang dikaitkan dengan urusan hukum.
Bahkan, menurutnya, Presiden Jokowi dan Wapres Kyai Ma’ruf Amin lebih islami dari pada Novel.
“Jokowi itu lebih islami dari mereka. Kiai Maruf, itu ulama besar. Jangan merasa besar dan lebih hebat daripada orang lain,” pungkasnya.
Itu ditegaskan Kapitra terkait pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmim terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Sebelumnya, Novel mengatakan agar Jokowi dan pemerintahan menghentinkan kriminalisasi terhadap ulama di Indonesia.
Novel meyakini Allah Subhanahu wa ta'ala tidak akan menerima badah seseorang yang berbuat zalim kepada para ulama dan habaib.
Dirinya juga sempat meminta pada Kapitra mengingatkan Jokowi dan Ma'ruf segera menghentikan kriminalisasi terhadap ulama.
“Kapitra sebagai orang yang bersama rezim seharusnya mengingatkan presiden dan wapresnya untuk setop mengkriminalisasi ulama, karena semua ibadahnya percuma, tidak berguna sama sekali,” tuturnya pada Sabtu (4/9).
Baca: Formula E Anies 100 Persen Gerogoti Uang Rakyat !
Novel berpendapat, Kapitra sebagai praktisi hukum seharusnya bisa membedah perkara pidana yang menjerat Habib Rizieq Shihab (HRS).
Dia yakin, HRS diadili bukan karena perkara pidana, melainkan akibat kepentingan politik.
“Inilah tanda akhir zaman, orang hukum tidak berbicara hukum, malah berbicara agama yang dia sendiri enggak paham,” katanya lagi. Dilansir dari pikiran rakyat.