Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menanggapi pergeseran kebijakan dari berbagai Pemerintahan di dunia dalam merespon pandemi Covid19, termasuk di Indonesia.
Anggota Komisi VI DPR-RI itu mengatakan, para pengambil kebijakan di semua negara awalnya hanya melihat satu kurva, yakni kesehatan.
Baca: Program Pemulihan Ekonomi Harus Tepat & Dieksekusi Cepat
Karena panik melihat kurva penderita covid, maka banyak negara yang mengambil kebijakan Lockdown.
"Ternyata kemudian negara-negara itu menyadari bahwa ada dua kurva yang harus diamati: kurva kesehatan dan kurva ekonomi," ujar Deddy.
Deddy melanjutkan, data statistik di semua negara menunjukkan bahwa dari sisi Kesehatan, semua bisa bertahan bertahun-tahun.
Baca: Jelas! Diskusi Pemakzulan Presiden Tidak Bijaksana
Sementara dari sisi ekonomi, ketahanan hanya bisa bertahan dalam hitungan bulan. Dan berbagai pemodelan menyimpulkan bahwa lebih banyak orang yang akan mati karena kelaparan dari pada covid.
"Negara-negara luar yang melakukan relaksasi seperti Italia, Amerika, Australia dan sebagainya karena mereka melihat bahwa grafik eksponensial orang yang akan mati karena kehancuran ekonomi (kelaparan) akan jauh lebih besar dari pada orang yang meregang nyawa karena Covid-19," ujar Deddy.