Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak, menyoroti kejanggalan saat proses rekrutmen direksi TransJakarta.
Baca: Jangan Seperti Jampi-jampi, Anies Harus Benahi Transjakarta
Dia menilai banyak jajaran direksi yang tak memiliki latar belakang di bidang transportasi tapi mengemban jabatan tinggi di TransJakarta.
Salah satu yang disinggung yaitu posisi Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT TransJakarta yang dipegang oleh Achmad Izzul Waro yang tak lain merupakan mantan anggota Tim Gubernur Umtuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
"Track recordnya (Izzul) tidak pernah ada di dalam bisnis transportasi sebagai pelaku, bahwa dia sebagai LSM ya silakan. Tapi dalam hal memegang pelayanan tanpa track record yang benar saya tidak yakin fit and proper test-nya berjalan dengan baik, karena bisa jadi intervensi. Lalu, track record dia kan juga TGUPP," kata Gilbert kepada wartawan, Senin (6/12).
Gilbert enggan berspekulasi bagaimana Izzul mendapatkan posisi petinggi TransJakarta. Namun, dia beranggapan jabatan tersebut tak semestinya diisi oleh seseorang yang tak memiliki track record di bidang transportasi. Dia lantas menyindir Izzul dengan ucapan mengelola bajaj saja belum becus.
"Kita tidak mengatakan terlalu jauh ini diduga atau segala macem tapi jelas, yang bersangkutan kapabilitasnya tidak mencukupi karena memang tidak punya track record. Tadi saya katakan, anda sudah pernah mengelola bajaj belum, jangan langsung Transjakarta, karena enggak mungkin dengan bisnis 10 juta penduduk begini lalu tiba-tiba kita menyerahkan ke orang yang tidak punya track record, tidak mungkin. 10 juta penduduk loh? 12 juta kalau siang. Berat bos, ini bukan bisnis murahan," tegasnya.
Untuk itu, Politikus PDIP itu mendorong agar direksi TransJakarta dirombak habis-habisan. Khususnya, yang bersinggungan dengan pelayanan dan keselamatan penumpang seperti Direktur Pelayanan hingga Direktur Teknik dan Operasional.
"Kita anjurkan dicopot gitu. Tadi kita sampaikan karena memang mereka yang paling berhubungan dan kejadian ini sudah beruntun dengan angka kecelakaan 20 sampai 50 per bulan. Ini kan bukan angka yang harusnya terjadi begitu saja," ujarnya.
Baca: Sering Kecelakaan, Audit Total PT TransJakarta!
Sebagaimana diketahui, bus TransJakarta menabrak Pos Lantas di PGC pada Kamis (2/12). Akibatnya, pos lantas tersebut hancur. Bus juga mengalami kerusakan.
Pada Jumat (3/12), bus TransJakarta kembali mengalami kecelakaan. Bus menabrak separator pemisah busway di Jl Sudirman. Akibatnya, separator dan bus mengalami kerusakan. Dilansir dari detik.