Ikuti Kami

Kenneth DPRD DKJ Sebut Pramono Naik Helikopter Agar Efektif Pantau Banjir Jakarta

Pramono naik helikopter bersama Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Korpolairud), Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri.

Kenneth DPRD DKJ Sebut Pramono Naik Helikopter Agar Efektif Pantau Banjir Jakarta
Anggota DPRD Daerah Khusus Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth.

Jakarta, Gesuri.id - Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Pramono Anung meninjau kondisi banjir di Jakarta dan Bekasi dengan menggunakan helikopter pada Kamis, 6 Maret 2025. Peninjauan dimulai dari Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, sekitar pukul 08.20 WIB.

Aksi Pramono tersebut pun menuai kritik dari beberapa pihak yang mempertanyakan terkait efisiensi anggaran. 

Dalam hal ini, Pramono naik helikopter bersama Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Korpolairud), Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri. Pramono didampingi Kakorpolairud dan Baharkam Polri Irjen Mohammad Yassin Kosasih.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Daerah Khusus Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mengatakan, Gubernur Pramono menggunakan helikopter saat meninjau banjir di Jakarta dan Bekasi agar bisa memberikan solusi yang efektif dan efisien, supaya dapat melihat area yang lebih luas dalam waktu yang lebih singkat, dalam memantau perkembangan banjir dari udara.

"Menurut Saya apa yang dilakukan Mas Pramono saat meninjau banjir menggunakan helikopter itu agar bisa memberikan solusi yang lebih efektif dan efesien. Mas Pram bisa mengidentifikasi titik-titik di mana banjir berpotensi menyebabkan kerusakan lebih besar, seperti pemblokiran saluran air, tanggul yang rawan jebol, atau lokasi yang memerlukan evakuasi cepat," tegas Kenneth dalam keterangannya, Minggu (9/3/2025), dilansir dari news.detik.com.

Menurut pria yang akrab disapa Bang Kent, dalam menangani banjir harus dilakukan secara utuh dan tidak setengah-setengah, meskipun penanganan banjir secara parsial memang bisa memberikan solusi jangka pendek yang bermanfaat, tetapi tidak selalu ideal atau efektif dalam mengatasi masalah banjir secara keseluruhan.

"Pada prinsipnya dalam penanganan banjir tidak bisa dilakukan secara parsial, harus dilakukan secara secara komprehensif, holistik dan integral. Karena pada kenyataannya bahwa Jakarta diapit oleh kota-kota penyangga, dan posisi Jakarta itu berada paling bawah dekat laut. Jadi harus dipahami juga dimana masalahnya. Beliau menggunakan helikopter bertujuan agar bisa melihat masalah secara menyeluruh, saya sangat mengetahui, sosok Mas Pram adalah orang yang sangat mendetail dan teliti," beber Anggota Komisi C DPRD Jakarta itu.

Dalam penanganan banjir, kata Kent, posisi Gubernur Jakarta Pramono sangat penting karena gubernur adalah kepala pemerintahan di tingkat provinsi yang memiliki kewenangan untuk mengkoordinasikan berbagai upaya penanggulangan bencana, mengatur sumber daya, dan mengambil keputusan strategis.

"Peran gubernur dalam penanganan banjir meliputi berbagai aspek, mulai dari koordinasi antar instansi hingga memberikan arahan kebijakan yang efektif. Dalam tatanan organisasi, sebagai contoh, Mas Pram adalah kepala, yang bertugas untuk memberikan solusi dan mengarahkan kepada tangan dan kakinya (red-anak buah) untuk menjalankannya. Jadi dalam setiap tindak lanjut keputusan strategis seperti ini, Mas Pram dibantu oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan beberapa stake holder dalam menangani bantuan bagi korban yang terdampak banjir. Jadi bagi-bagi tugas, dan kalau itu berhasil, ya itu namanya kerja tim. Tipikal Mas Pram itu orangnya lebih senang kerja tim, dibandingkan sendiri, gak suka pencitraan. Dalam tatanan organisasi, harus di pahami bahwa enggak bisa semua dikerjakan sendiri, harus team work," beber Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan Jakarta itu.

Kata Kent, posisi gubernur dalam penanganan banjir sangat vital karena memiliki tanggung jawab besar dalam koordinasi, pengambilan keputusan, serta pemulihan pasca-banjir. Dan keberhasilan penanggulangan banjir tidak hanya bergantung pada kebijakan yang diambil, tetapi juga pada kemampuan gubernur untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama kota penyangga yang ada di sekeliling jakarta, dan di tuntut untuk bisa mengelola sumber daya dengan efisien, dan memimpin masyarakat melalui situasi bencana.

"Dan sebagai pemimpin daerah, gubernur harus memastikan bahwa upaya penanggulangan banjir tidak hanya fokus pada respons darurat, tetapi juga pada pencegahan jangka panjang dan rehabilitasi setelah bencana. Itu yang akan dilakukan Mas Pram dan Bang Doel," tegas Kent.

Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu juga sangat menyayangkan adanya narasi-narasi yang menggiring jika kinerja Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno, tidak bisa bekerja dalam menangani banjir, seperti naik perahu karet saat meninjau banjir di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

"Bang Rano naik perahu karet bukan mempermasalahkan soal kedalaman air, tetapi mempertimbangkan keselamatan juga, jadi hal itu yang harus perlu diketahui. Niatnya Pak Wagub itu bertujuan agar lebih cepat dalam penanganan banjir dan akan menuju ke wilayah yang kedalaman airnya hampir 2 meteran dan memang perahu karet menjadi alat yang paling aman untuk memastikan kunjungan ke beberapa titik tanpa menimbulkan risiko tambahan. Jadi tolong jangan dipolitisasi dan membuat narasi sepenggal-sepenggal. Bagaimana pun Mas Pram dan Bang Doel sudah mempunyai niat yang baik dan bekerja keras dalam hal penanganan banjir serta yang lainnya," bebernya.

Dalam memimpin Jakarta, Gubernur Pramono dan Wakil Gubernur Rano Karno pun belum menjabat selama 100 hari, tetapi telah menuntaskan berbagai warisan Anies Baswedan. Warisan tersebut mulai dari Jakarta International Stadium (JIS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), hingga Kampung Susun Bayam. Diketahui, sebelum terpilih menjadi gubernur, Pramono memang sudah berjanji akan meneruskan warisan Anies, karena menganggap warisan tersebut baik dan bermanfaat besar bagi masyarakat.

"Pada prinsipnya, beliau menjabat sebagai Gubernur Jakarta belum 100 hari dan sudah menyelesaikan berbagai warisan dari gubernur pendahulunya, seperti JIS, KJP dan Kampung Susun Bayam. Jadi harus di apresiasi dan saya berharap agar warga Jakarta mohon bersabar dan mohon doa serta dukungannya kepada Mas Pram dan Bang Doel, semoga keduanya dapat menjalankan tugas ini dengan amanah dan sungguh-sungguh, serta keduanya bisa diberikan kesehatan dan kemudahan serta kelancaran dalam memimpin Jakarta," tutupnya.

Quote