Ikuti Kami

Kent Kritisi Aksi Seremonial Anies Potong Kabel Fiber Udara

Kent menilai Anies harus memilih lokasi penertiban kabel udara harus yang tepat, seperti wilayah permukiman padat penduduk.

Kent Kritisi Aksi Seremonial Anies Potong Kabel Fiber Udara
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth menilai pemotongan kabel fiber udara oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sifatnya hanya seremonial semata.

"Pak Anies harus benar-benar bisa melihat prioritas skala mikro dalam menangani kabel yang menjuntai di udara. Jalur Mampang itu merupakan jalan protokol, jangan hanya fokus di sana. Kalau seperti itu yang dilakukan yah terkesan seremonial saja, masih banyak di wilayah permukiman padat yang kabelnya berantakan" kata Kenneth dalam keterangannya, Senin (12/9).

Menurut Kent-sapaan akrab Hardiyanto Kenneth-, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dalam memilih lokasi penertiban kabel udara harus yang tepat, seperti wilayah permukiman padat penduduk yang rawan kebakaran.

"Pemilihan harus di daerah kecil, dan kabel-kabel tersebut sangat berbahaya jika berada di permukiman padat penduduk, kabel kabel yang semrawut dan tidak pernah diperhatikan, bisa menyebabkan bahaya kebakaran. Kalau niat mau membereskan harus berani memulai dari skala mikro, sisir permukiman padat penduduk yang kabel udaranya semrawut," ketus Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.

Baca: Prast Usulkan Voting Untuk Pilih Tiga Calon Pejabat Gubernur

Kata Kent, beberapa wilayah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang padat penduduk ada di wilayah Lenteng Atas, Manggarai, Pasar Manggis dan Pela Mampang.

Kemudian di wilayah Jakarta Timur bisa di mulai dari Kelurahan Pondok Bambu, Kelurahan Duren Sawit, Kelurahan Jatinegara, Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung, dan Kelurahan Pulo Gadung.

"Sisir saja permukiman tersebut, melakukan hal tersebut tidak mudah seperti membalikan telapak tangan, perlu kemauan keras dan niat dalam pelaksanaanya, buktinya sampai hari saya melihat banyak permukiman padat yah masih begitu aja, kabelnya masih semrawut dan tidak ada perubahan sama sekali, kalau begitu yah sama saja omong kosong," sambungnya.

Selain itu, Kent pun mengkritisi Dinas Bina Marga DKI Jakarta dalam melaksanakan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) membuat bahu jalan-jalan mengecil hingga berdampak kemacetan panjang dan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa.

"Saya sempat melakukan pengecekan di sejumlah jalan dan ada bekas galian SJUT yang tidak dirapihkan lagi, malah meninggalkan lubang hingga membahayakan bagi pengguna jalan dan kendaraan bermotor, dampaknya yah kemacetan panjang setiap hari di wilayah tersebut. Saya minta Dinas Bina Marga harus memperhatikan serta segera memperbaiki jalan-jalan yang sudah dibuat rusak saat pengerjaan SJUT tersebut, agar warga berkendara aman dan nyaman," ketus Kent.

Menurut Kent, penataan kabel perlu ada pertimbangan khusus, serta tidak semuanya kabel bisa tertanam ke bawah tanah, perlu melakukan pengkajian yang lebih akurat yang lebih mendalam agar tidak terjadi masalah di kemudian hari ketika program tersebut sudah berjalan.

Baca: Gembong: Sekda Marullah Masuk 3 Nama Calon Pj Gubernur DKI

"Perlu dilakukan pengkajian ilmiah yang benar-benar akurat, seperti harus memiliki jarak yang ideal dengan saluran drainase dan lain-lain, serta harus di mapping terkait kawasan yang bisa diperuntukkan tertanam kabel bawah tanah. Pengkajian lebih mendalam harus dilakukan agar tidak salah dalam penataan kabel bawah tanah, jangan terkesan melakukan kegiatan ini secara memaksa dan terburu buru, karena jabatan Gubernur Anies sudah mau selesai bulan Oktober nanti, perlu adanya pembuatan masterplan penataan kabel yang komprehensif, tujuannya biar enggak asal tanam juga, nanti yang ada malah celaka," beber Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu.

Lalu, sambung Kent, penanaman kabel di bawah tanah juga akan menguntungkan Pemprov DKI Jakarta, seperti penyewaan saluran ducting kabel kepada perusahaan provider.

"Dan biaya sewa saluran ducting kabel bisa masuk menjadi pendapatan asli daerah. Pemprov DKI harus menemukan kesepakatan dengan pihak provider agar kerjasama kedepannya bisa lebih baik," pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan memotong puluhan kabel udara di Mampang, Jakarta Selatan, pada Senin 5 September 2022. Kesemrawutan kabel udara yang seperti bakmi hitam menggantung menjadi pemandangan bermasalah.

Quote