Jakarta, Gesuri.id - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menyebut bahwa gotong royong merupakan sikap keteguhan hati. Termasuk, dalam memilih pemimpin bangsa ke depan.
Baca: Megawati Ajarkan Kepala Desa Bersikap Saat Menjawab Salam Pancasila
Megawati menilai, bahwa situasi politik sekarang ini ibarat orang yang sedang berdansa. Di mana, tidak punya keteguhan hati dalam menentukan pilihan.
Dia pun meminta agar tak terbawa arus politik seperti itu.
Hal itu disampaikan Megawati dalam arahan Peringatan 9 Tahun UU Desa di Parkir Timur Senayan GBK, Jakarta, Minggu (19/3). Hadir puluhan ribu perwakilan kepala desa dari 216 Kabupaten/Kota di 33 Provinisi.
"Saya bilang politik sekarang itu seperti orang berdansa. Tahun-tahun ini nih politik. Kenapa? Aku melu no kono atau melu dua-duane, pusing akhirnya pingsan dewe. Gitu loh jadi jangan terbawa arus," tegas Megawati.
Maka, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini pun meminta agar ke depan harus mencari dan memilih pemimpin yang baik. Hal itu, disampaikan Megawati, mengulas soal keputusannya memilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dan terpilih sebagai Presiden ke-7 RI selama dua periode.
"Pilih orang yang baik. Seperti Pak Jokowi itu kan saya pilih, karena saya yakin beliau orang baik. Oke saya jadikan, bisa atur pemerintah," kata Megawati.
Presiden kelima RI pun menyadari bahwa keputusannya mendukung Jokowi saat itu mendapat sikap pro dan kontra. Apalagi, Megawati mengaku ada pihak-pihak yang tidak senang jika dirinya mendukung Jokowi.
Baca: 'I Love You Bu Mega', Terdengar Saat Megawati Hadir di Peringatan 9 Tahun UU Desa di GBK
Namun, Megawati menyebut sebagai anak bangsa yang berdaulat dan merdeka, harus memiliki pendirian dalam menentukan sikap.
"Sebagai warga negara Indonesia yang berdaulat dan merdeka, dan mempunyai azas ideologi Pancasila sebagai anak-anak bangsa harusnya punya pendirian. Bahwa kalau sebagai bangsa saya tidak mau dipecah-pecah, tadi sudah mengakui bahwa kami adalah Pancasilais," jelas Megawati.