Wakatobi, Gesuri.id - Bupati Wakatobi Haliana berharap Bunda Literasi Wakatobi dapat menjadi role model dan panutan masyarakat dalam peningkatan literasi serta kesejahteraan masyarakat melalui membaca.
Baca: Bupati Wakatobi Serahkan Santunan Kematian BPJAMSOSTEK
“Di era digital ini masyarakat Wakatobi harus bijak dalam bermedsos dan pintar memilah serta memilih informasi sehingga tidak terjerumus dalam berita yang negatif,” pesan Bupati ketika meresmikan perluasan gedung layanan perpustakaan umum Kabupaten Wakatobi sekaligus menyaksikan pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Wakatobi serta talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), pada Selasa (20/12).
Sebagai kabupaten maritim, Wakatobi telah menjadi Kawasan Cagar Biosfer dan Taman Warisan Asia. Sektor pariwisata dan perikanan menjadi andalan masyarakat di Wakatobi yang mayoritas berprofesi nelayan. Maka, untuk menunjang sektor andalan Wakatobi, fokus peningkatan sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas menjadi perhatian Pemda Wakatobi.
Sementara di lokasi yang sama Syarif Bando mengatakan Perpustakaan sebagai episentrum ilmu pengetahuan memiliki peran krusial bagi kemajuan masyarakat. Seiring perkembangan, maka kebutuhan perpustakaan tidak sekedar tempat untuk membaca, tetapi juga terkait literasi.
Literasi kini bukan saja dalam kemampuan baca, tulis, sains, melainkan kemampuan dan kedalaman pengetahuan seseorang terhadap subjek ilmu pengetahuan yang diimplementasikan berupa penciptaan barang dan jasa yang berkualitas untuk kepentingan global.
“Literasi menjadi fondasi yang kokoh dalam pembentukan cognitive skill dan juga kepekaan sosial serta produktivitas,” terang Kepala Perpustakaan Nasional.
Paradigma baru perpustakaan mendorong transformasi perpustakaan sebagai agen perubahan (agent of change). Berinklusi sosial meningkatkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan langkah strategis dan menjadi keniscayaan. Namun, individu setiap warga negara juga harus ada kemauan dan kemampuan belajar, sehingga dengan sendirinya kegiatan belajar menjadi kewajiban.
Ada empat aspek yang menyebabkan kemiskinan, pertama akses pengusaan ilmu pengetahuan, kedua, skill, inovasi serta kreatifitas, ketiga, akses terhadap permodalan dan keempat culture (budaya) malas
“Warga negara yang tidak mau belajar dan pemerintah yang tidak mau menyediakan sarana belajar sebetulnya mengingkari tujuan kemerdekaan Indonesia,” tambah Syarif Bando.
Dana Alokasi Khusus (DAK) 2021 perluasan gedung senilai Rp4,5 miliar yang diterima Pemda Wakatobi diapresiasi langsung oleh Bupati Wakatobi Haliana. Bahkan, Bupati meminta seluruh masyarakat, termasuk pelajar dan mahasiswa untuk sering berkunjung ke perpustakaan.
Baca: Lukman Abunawas Pimpin Upacara Pembukaan Kemah Bela Negara
Sementara, Ketua STAI Wakatobi Suruddin membaca harus jadi kebutuhan 3 faktor. Pertama dibutuhkan unsur rohani. Jaman sekarang, ketika galau larinya ke medsos, padahal lebih baik membaca. Kedua, membaca penting untuk kebutuhan jasmani, dan terakhir membaca dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat.
“Jika ketiga itu sudah dipahami saja, maka sudahlah kita akan mencapai kesuksesan,” pungkas Suruddin.