Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengritik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani penyebaran Covid-19 seperti yang terjadi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dalam beberapa hari ini.
Baca: Kent: Rumah Panggung Anies Sangat Mubazir, Ini Seharusnya
"Aparat pemerintah di daerah tidak siap terhadap antisipasi gejolak membludaknya Pasar Tanah Abang. Ketidaksiapan ini terlihat dari tidak adanya penyekatan, tidak ada penutupan pintu-pintu masuk transportasi menuju ke Tanah Abang. Semua dilakukan setalah adanya kerumunan yang banyak di area pasar Tanah Abang," kata Rahmad menjawab wartawan di Jakarta, Minggu (2/5).
Kepadatan pengunjung di Pasar Tanah Abang, Sabtu kemarin sempat viral di media sosial. Dalam video yang beredar, tampak tidak ada jarak antar pengunjung. Stasiun KRL Tanah Abang juga diberitakan sangat membludak hingga berdesak-desakan tanpa menjaga jarak. Pasar Tanah Abang hingga hari Minggu ini terlihat masih ramai didatangi para warga masyarakat yang hendak berbelanja menjelang lebaran.
Rahmad Handoyo mengaku sudah melihat tayangan video Pasar Tanah Abang yang beredar di media sosial. Ia menyayangkan dan mencemaskan keramaian pasar Tanah Abang oleh pengunjung yang sama sekali tak berjarak. Keadaan ini disebut sudah mengkuatirkan terhadap kemungkinan potensi paparan Covid-19.
Melonjaknya pengunjung di Pasar Tanah seperti yang beredar di media sosial kata Rahmad, menjadi tontonan yang bertolak belakang dengan langkah pemerintah pusat mengendalikan penyebaran virus Covid-19.
Pada saat yang sama, pemerintah pusat gencar melakukan larangan mudik pada lebaran ini, mengeluarkan himbauan supaya tidak membuat kerumunan, tetapi di Pasar Tanah Abang seperti seolah-olah tidak ada takutnya terhadap masa pandemi Covid-19. Hal ini sangat mengkuatirkan semua pihak karena warga masyarakat yang berkunjung dan berbelanja di pasar Tanah Abang tidak jaga jarak yang berpotensi penularan Covid-19.
"Kita harus segera konsolidasi, gubernur, satgas daerah dan aparat keamanan TNI Polri untuk mengkanalisasi, supaya segera diurai, sehingga tidak sampai terjadi penumpukan pengunjung lagi, apalagi jika sampai sore hari," imbuhnya.
Menurut Rahmad, keramaian itu mestinya bisa diantisipasi, bisa dilakukan pemerintah provinsi suatu konsolidasi untuk terus melakukan sosialisasi ke masyarakat yang akan berkunjung ke pusat-pusat perbelanjaan tradisional atau modern menjelang lebaran ini.
"Semestinya bisa dikonsolidasikan, dipersiapkan dengan baik menyikapi lonjakan pengunjung ke pasar Tanah Abang," kata Rahmad.
Tetapi kata dia lagi, karena sudah terjadi, maka kejadian seperti hari Sabtu kemarin itu bisa jadi pembelajaran mahal bagi Gubernur dan Dinas Terkait di Pemprov DKI Jakarta.
Menurut anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini, kalau misalnya Pemprov DKI Jakarta kewalahan, maka bisa berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengarahkan lebih banyak lagi , bagaimana mengatur sebelum pengunjung sampai ke pasar Tanah Abang. Sebab bisa saja warga masyarakat dihentikan dulu, untuk sementara tidak diperbolehkan masuk ke Pasar Tanah Abang karena situasi tidak memungkinkan atau karena pasar melebihi kapasitas.
Rahmad mendorong perlu segera dilakukan penanganan di Tanah Abang. Semestinya bisa di kanalisasi dan diantisipasi. Pemerintah daerah itu bisa mengantisipasi sedini mungkin, dan berkoordinasi atau minta bantuan pada aparat kepolisian.
"Saya kira kejadian di Pasar Tanah Abang sangat disayangkan. Mestinya pintu-pintu masuk menuju pasar Tanah Abang bisa direlokasi, dialihkan untuk sementara tidak masuk dulu ke pasar Tanah Abang karena memang situasi tidak memungkinkan," kata Rahmad.
Rahmad Handoyo mengingatkan, hendaknya kita bisa belajar seperti yang terjadi di India saat ini. Negara tersebut sedang dihantam pandemi Covid-19 karena banyak kerumunan masyarakatnya di beberapa tempat.
Baca: Basarah Catat di Indonesia Tiap Bulan Dua Kali Aksi Teror
"Saya mendesak perlu koordinasi aparat kepolisian dan TNI untuk melakukan penyekatan-penyekatan-penyekatan sampai sore diantisipasi jangan sampai masuk dulu ke Tanah Abang, ini perlu dilakukan," imbuhnya.
Ditambahkan lagi, Pemda perlu berkolaborasi, bergotong royong dengan masyarakat DKI Jakarta agar bersama-sama memerangi pandemi Covid-19. Caranya kata Rahmad, Pemda tidak lelah untuk mengedukasi, mensosialisasikan terhadap masyarakat bagaimana protokol kesehatan termasuk menghindari kerumunan di pasar-pasar tradisional menjelang lebaran ini.
"Jangan sampai kerumunan itu terjadi lagi. Ingat, yang paling efektif itu adalah menetapkan prokes. Kita juga himbau warga masyarakat jangan paksakan untuk ke pasar Tanah Abang, atau pasar lain yang sangat ramai," katanya.