Jakarta, Gesuri.id – Apa jadinya jika para sopir truk yang terbiasa melewati jalan lintas Sumatera (Jalinsum) dari Aceh hingga Lampung berkumpul di Istana Negara Jakarta. Sudah pasti mereka akan mengadu ke Presiden Jokowi atas nasib yang mereka alami selama bekerja mulai dari pungli hingga pembakaran mobil.
Para sopir truk itu menyebut bahwa ada beberapa titik yang rawan pungli seperti Jalinsum di Lintas Timur. Di kawasan ini tidak hanya pungli merajalela melainkan juga ada aksi preman yang siap membakar truk bila tidak diberikan uang.
Baca : Ke Riau, Presiden Saksikan Peremajaan Sawit Rakyat
“Itu paling banyak preman. Habis Pelalawan Riau, itu mobil saya sampai dibakar sama premanisme (preman, red),” ungkap seorang supir di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5).
Adapun daerah yang rawan pungli mulai dari perbatasan Aceh sampai Medan, melalui Bagan Batu, Binjai, batasnya sampai Pekanbaru. Bahkan di perbatasan Jambi sampai Palembang juga rawan pungli. “Setelah itu kalau di Bedeng Seng kalau kita lewat saja, itu wajib bayar. Kalau enggak, kaca pecah, kalau enggak golok sampai di leher. Atau enggak ranjau paku,” imbuh supir.
Jokowi kemudian menjadi penasaran dengan cerita para sopir tersebut. Apalagi besaran uang yang diminta oleh para preman sampai mereka melakukan aksi kriminal mulai membakar truk hingga mengalungkan senjata tajam ke para supir.
Baca : Jokowi Ajak Tiongkok Dukung Perjuangan Palestina
“Dimintai berapa?” tanya Jokowi. Menurut para sopir, tidak pernah ada besaran uang khusus yang diminta para preman. Nilainya sangat tergantung dari keinginan para preman itu sendiri.
“Berapa yang dia ingat, kalau ingat Rp200 ribu, ya Rp200 ribu, kalau enggak Rp2 juta. Setelah itu jalur rawan itu mulai dari Ogan Hilir, itu kan sampai Ogan Komering Hilir. Satu kali lewat Rp10 sampai Rp20 ribu,” tutur supir.
Acara di Istana Negara ini dihadiri oleh 70 orang perwakilan supir truk, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Wakapolri Komjen Syafruddin.