Ikuti Kami

Ketua Tanfidziyah PBNU Kecam Aksi Intoleran di Cianjur

Gus Falah menegaskan, ajaran Islam sangat melarang mengganggu umat agama lain dalam bentuk apapun. 

Ketua Tanfidziyah PBNU Kecam Aksi Intoleran di Cianjur
Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah).

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mengecam aksi intoleran berupa pencopotan label bantuan dari sebuah gereja yang diberikan untuk korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, baru-baru ini. 

Gus Falah menegaskan, ajaran Islam sangat melarang mengganggu umat agama lain dalam bentuk apapun. 

"Dalam hadis riwayat Imam Abu Daud, Nabi Muhammad SAW bersabda;ِ 'Ketahuilah, bahwa siapa yang menzalimi seorang mu’ahad atau non-Muslim yang berkomitmen untuk hidup damai dengan umat Muslim, merendahkannya, membebaninya di atas kemampuannya atau mengambil sesuatu darinya tanpa keridhaan dirinya, maka saya adalah lawan bertikainya pada hari kiamat'," papar Gus Falah dalam keterangan tertulisnya kepada Gesuri.id, Senin (28/11). 

Baca: Banteng Cianjur Dirikan 13 Posko Untuk Bantu Penyintas Gempa

Gus Falah menambahkan, dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Thabrani juga disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda; “Barangsiapa menyakiti seorang zimmi (non Muslim yang tidak memerangi umat Muslim), maka sesungguhnya dia telah menyakitiku. Dan barang siapa yang telah menyakitiku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah.”

"Maka, jelas bahwa umat Muslim dilarang keras mengganggu umat agama lain. Termasuk mengganggu bantuan dari umat agama lain untuk korban bencana, dalam bentuk apapun," tegas Gus Falah.

Gus Falah menegaskan, bantuan dari kalangan manapun harus dipandang sebagai wujud solidaritas kepada anak-anak bangsa yang menderita.

Dan jika bantuan itu memiliki Label yang disematkan oleh pengirim bantuan, hal itu sangat wajar. Sebab, ujar Gus Falah, itu merupakan wujud pertanggung-jawaban dari pengirim bantuan kepada para donatur. 

"Dengan keberadaan bantuan berlabel organisasi atau lembaga tertentu, donatur pun bisa mengetahui bahwa bantuan yang mereka danai tepat sasaran, jadi hal itu wajar. Hampir semua organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan maupun institusi negara memberi label pada bantuan kemanusiaan yang mereka salurkan," ujar Gus Falah. 

Seperti diketahui, beredar di media sosial sebuah video singkat yang menunjukkan jajaran tenda yang disebut sebagai bantuan untuk korban gempa di Cianjur. Dan tampak adanya tulisan di tenda tersebut yang menyebutkan bantuan dari gereja. 

Terdengar pula suara seorang pria yang menyebut bantuan tenda itu berada di pelosok Cianjur.

Baca: PDI Perjuangan Terbuka Aspirasi IDI soal RUU Kesehatan

"Miris, merisaukan. Bantuan yang ada di daerah Cianjur pelosok dipasok oleh gereja-gereja," ucap pria itu.

Setelahnya, video menunjukkan sejumlah orang yang membongkar tulisan 'Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injili Indonesia' yang menempel di atap tenda itu. Namun tenda-tenda itu sendiri tetap berdiri.

Polisi  menegaskan aksi pencopotan label bukanlah dilakukan oleh warga setempat yang mengungsi di posko. Melainkan dari pihak ormas yang berada di luar wilayah tersebut.

Adapun ormas yang melakukan aksi pencopotan label gereja itu adalah ormas Gerakan Reformis Islam (Garis). Untuk diketahui, Garis didirikan oleh Chep Hernawan, yang pernah mengklaim dirinya telah didaulat sebagai pemimpin regional ISIS di Indonesia pada 2014 lalu.

Quote