Jakarta, Gesuri.id - Pada periode 2019–2023, Indonesia diterpa pandemi Covid-19 yang tidak hanya memengaruhi sektor kesehatan, tapi juga ekonomi. Kondisi tersebut sempat mengempaskan upaya pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah, salah satunya di Provinsi Jawa Tengah.
"Ada beberapa target yang memang belum berhasil tercapai karena terkena pandemi Covid-19. Tapi, kemudian bisa kita samakan seperti sebelum terkena Covid-19. Kita genjot Kades, camat, dan seluruhnya untuk bergerak, alhamdulillah berhasil,” ujar Ganjar Pranowo di Alun-Alun Kabupaten Brebes pada Sabtu (19/8) lalu.
Seiring meredanya Covid-19, ikhtiar pemerintah bersama elemen warga Jateng membuat perekonomian Jateng semakin baik. Tercatat angka kemiskinan pada Maret 2023 sebesar 3,79 juta orang, turun 66,73 ribu orang bila dibandingkan September 2022 dan turun 39,94 ribu orang bila dibandingkan Maret 2022. Bila dipersentase, jumlah penduduk miskin di Jateng 10,77 persen, hampir menyamai kondisi pada 2019.
Selain itu, Ganjar membeberkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah menunjukkan peningkatan. Bahkan, data BPS Jateng menyebut, angkanya jauh lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi nasional. Pada triwulan II 2023, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,23 persen secara year-on-year (YoY), sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional 5,17 persen.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan selama menjabat gubernur Jawa Tengah dua periode, Ganjar yakin perekonomian di Jateng akan semakin maksimal di masa depan. Karena itu, dia mengajak seluruh pihak untuk selalu pro terhadap investasi.
"Kita gaspol investasi, bisa dilakukan bila kita tidak mempersulit perizinan, tak ada pungli, jaga integritas, penegakan hukum bagus, pengusaha kalau datang jangan diperas, jangan dipersulit, itu akan jadi trigger ekonomi,” paparnya.
Salah satu investasi besar yang masuk ke Provinsi Jawa Tengah adalah pembangunan pabrik air separation plant (ASP) di Kawasan Industri Terpadu Batang. Pabrik milik PT Samator Indonesia Gas itu dibangun dengan nilai investasi sekitar Rp 500 miliar.
"Kami menyampaikan terima kasih karena ini plant terbesar dari Samator. Jawa Tengah dan Batang dipercaya untuk itu. Karena itu, mesti dilakukan pelayanan yang juga terbaik, cepat, jangan ada pungli, jangan ada korupsi, dan sebagainya,” katanya saat menghadiri groundbreaking ASP Samator di Batang pada Jumat (17/3).
Dia menambahkan, setelah semua kebutuhan untuk lokasi pabrik terpenuhi, selanjutnya adalah penyerapan tenaga kerja. Menurut Ganjar, suplai tenaga kerja dapat diambil dari masyarakat di Kabupaten Batang, wilayah sekitarnya, atau daerah lain di Jawa Tengah. ”Kami mendorong agar warga sekitar menyiapkan man power,” jelasnya.