Ikuti Kami

Kontroversi Pernyataan Yudian Hanya Persoalan Komunikasi

Pernyataan Yudian itu dikutip oleh segelintir media menjadi  'agama musuh Pancasila'.

Kontroversi Pernyataan Yudian Hanya Persoalan Komunikasi
Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Heru Sudjatmoko (kanan).

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Heru Sudjatmoko turut menanggapi kontroversi pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi.

Pernyataan Yudian itu dikutip oleh segelintir media menjadi  'agama musuh Pancasila'.

Baca: Johan Minta Kepala BPIP Tak Blunder Lontarkan Pernyataan

Heru menyatakan hal itu bisa terjadi karena Yudian masih mengalami proses transformasi dari seorang akademisi menjadi pejabat publik.

Hal itu dikatakan Heru dalam RDP Komisi II DPR RI dengan Kepala BPIP di Kompleks DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2). 

"Di dunia akademik, audiensnya hanya para mahasiswa atau akademisi. Tapi kini, sebagai Kepala BPIP pak Yudian bicara di hadapan masyarakat yang latar belakangnya beragam," kata Heru. 

Heru melanjutkan, persoalan pernyataan Yudian itu hanyalah proses komunikasi saja. Memang, lanjut Heru, sebaiknya dalam kapasitas nya sebagai Kepala BPIP, Yudian memilih diksi atau kalimat yang bisa diterima semua pihak ketika berbicara di hadapan publik. 

Heru pun menjelaskan strategi Pemerintahan Orde Baru dalam membumikan Pancasila. Sekitar tahun 1970-an, di dunia kampus ada mata kuliah Filsafat Pancasila. 

Lalu, di sekolah-sekolah ada mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila. Dan di akhir 1970-an, ada Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). 

"Yang pasti itu semua, sesuatu yang terprogram dan terrencana. Bukan ketidaksengajaan. Hanya ketika awal reformasi, kita vakum soal Pancasila," ujar Heru. 

Baca: Johan Budi Kritisi Kinerja BPIP

Kini, lanjut Heru, Pancasila ingin dibumikan kembali. Dia pun mengusulkan agar  pembumian Pancasila kembali menggunakan pola yang lama dengan modifikasi. 

"Suka atau tidak suka, waktu zaman P4 dulu, Pancasila sudah menjadi cita sosial. Maka apakah tak sebaiknya kita ambil pola lama itu dengan modifikasi yang sesuai dengan kekinian," ujarnya.

Quote