Singaraja, Gesuri.id - Gubernur Bali, Wayan Koster menginginkan dalam lima tahun ke depan daerah setempat dapat mandiri pangan, meningkatkan nilai tambah petani serta daya saing sektor pertanian.
"Berdasarkan data dan laporan tentang kondisi ketahanan pangan di Provinsi Bali dari aspek ketersediaan pangan cukup memadai untuk kebutuhan penduduk Bali dan wisatawan yang berkunjung. Demikian juga tingkat keterjangkauan dan distribusi pangan sudah sampai ke seluruh pelosok desa di Bali dengan harga sangat stabil," kata Koster pada Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 tingkat Provinsi Bali, di Singaraja, Buleleng, Jumat (7/12).
Baca: Koster Ingin Buat Perda Perlindungan Budaya Bali
Meskipun demikian, Koster menyatakan tetap mengajak semua pihak untuk senantiasa menjaga stabilitas cadangan dan harga pangan sehingga Bali tetap stabil di bidang pangan.
Orang nomor satu di Bali itupun ingin memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan dalam jumlah yang memadai bagi kehidupan warga Bali sebagaimana tertuang dalam visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana.
Terkait peringatan Hari Pangan Sedunia, menurut Koster, bertujuan untuk memperkuat kerja sama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintah dan masyarakat dalam mempertahankan ketahanan pangan nasional serta memotivasi para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi secara aktif dan berkelanjutan dalam membangun ketahanan pangan.
"Untuk itu, kami meminta agar semua pihak tetap berkomitmen dengan semangat gotong royong untuk membantu saudara kita yang menemui kesulitan dalam pemenuhan pangan. Salah satu program yang harus kita laksanakan bersama yaitu mengurangi ketergantungan masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang bersumber dari beras atau terigu serta menggantikan dengan sumber-sumber pangan lokal yang ada di sekitar kita," ujar Koster.
Untuk itu, Koster mengajak warga Bali untuk memanfaatkan secara optimal tanah pekarangan dan lahan kosong atau tidak produktif di sekitar untuk ditanam berbagai jenis tanaman pangan sebagai sumber pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman serta ditanami berbagai jenis tanaman yang sangat diperlukan sebagai sarana upakara/ritual keagamaan.
"Saat ini ada kecenderungan bahwa pola konsumsi masyarakat khususnya anak-anak dan generasi muda kita lebih menyukai produk pangan cepat saji dan mengabaikan/kurang menyukai produk pangan lokal segar yang sesungguhnya sangat bermanfaaat bagi pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan," ucapnya.
Kebiasaan yang kurang baik tersebut, lanjut Koster, harus segera dikikis dengan senantiasa mengajak anak-anak atau generasi muda untuk mengkonsumsi pangan lokal yang beragam, bergizi, seimbang.
"Kita telah merancang Peraturan Gubernur agar nantinya hotel, restoran dan lainnya menggunakan buah lokal Bali, kita punya segalanya. Semua itu harus kita manfaatkan dengan baik," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana mengatakan pelaksanaan peringatan HPS tingkat Provinsi Bali merupakan tindak lanjut dari peringatan Hari Pangan Sedunia tingkat nasional yang telah dilaksanakan pada 18-21 Oktober 2018 di Banjar Baru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Baca: Koster Pastikan KA di Bali Ramah Lingkungan
"Pelaksanaan puncak peringatan Hari Pangan Sedunia tingkat Provinsi Bali dilaksanakan serangkaian kegiatan peninjauan posyandu paripurna dan lansia yang memperagakan senam lansia dan penyerahan bingkisan kepada lansia," ucapnya.
Selain itu, dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan kepada balita dan peninjauan hasil pertanian dan pameran produk olahan pangan lokal.