Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyinggung soal mahalnya biaya haji di Indonesia.
“Kemenag mengubah usulan biaya haji hari ini Rp94,3 juta,” kata Ganjar dikutip Ayojakarta.com dari kanal YouTube METRO TV, Jumat (24/11).
Pada kesempatan itu capres yang diusung oleh PDI Perjuangan ini berbicara mengenai potensi ekonomi dari penyelenggaraan ibadah haji.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Yaitu dengan cara meningkatkan kualitas dan kuota haji tapi dengan harga yang lebih terjangkau.
“Kemudian bagaimana kita meningkatkan kualitas dan kuota haji dengan harga terjangkau,” ujarnya.
Bagi Ganjar, pemerintah harus berpikir dari sisi ekonomi tetapi juga tidak mengabaikan aspek spiritual.
Ia mengungkapkan pernah berdiskusi dengan ekonom, menurutnya umat Islam di Indonesia mayoritas ingin bisa beribadah haji dan umrah dengan cara yang beragam.
“Kamu bicara dengan ekonom, kami bicara ekonomi gedenya minta ampun. Yang masyarakat kita bukan hanya beribadah haji tapi juga umrah,” ungkap Ganjar.
“Bahkan mereka ngutang bank, ada juga yang menjual asetnya dengan segala cara mereka inginkan,” lanjutnya.
Lebih lanjut berbicara mengenai ekonomi, Ganjar Pranowo menawarkan beberapa opsi untuk efisiensi biaya ibadah haji.Salah satunya dengan cara kontrak jangka panjang dengan maskapai haji.
"Kenapa kita tidak melakukan kontrak jangka panjang dengan maskapai haji dari awal? Kita pasti akan mendapatkan harga yang paling kompetitif,” kata dia.
Menurutnya selama ini kontrak dengan maskapai dilakukan tahunan, maka dari itu kata Ganjar jika ada kontrak jangka panjang pihak maskapai akan melihat adanya potensi simbiosis mutualisme.
Bukan itu saja, Ganjar juga menawarkan opsi lainnya seperti membangun wisma haji dan umrah di Tanah Suci.
Baca: Ganjar Pranowo Berpeluang Dapatkan Trah Gelar Wahyu Mataram
Sehingga bagi warga Indonesia yang berangkat haji maupun umrah bisa tinggal di penginapan tersebut dan lebih efisiensi biaya.
"Kenapa kita tidak membuat wisma haji umrah Indonesia di Makkah dan Madinah? Kenapa? Uang kita akan kembali,” ujarnya.
Ganjar Pranowo menegaskan bahwa hal-hal di atas menjadi tantangan bangsa Indonesia saat ini.
Menurutnya jika Indonesia bisa membuat wisma haji dan umrah di Tanah Suci maka akan ada banyak orang yang akan menginap di tempat itu dam bisa menjadi PNBP jika negara yang memiliki.