Jakarta, Gesudi.id - Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara, Fraksi PDI Perjuangan Sumatra Utara (Sumut) Sutarto mendorong Pemerintah Provinsi Sumut (Pemrovsu) melakukan upaya mitigasi dalam rangka meminimalisir penyebaran virus Human Metapneumovirus (HPMV) di Sumut.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Jakarta, terdapat 79 kasus infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus human metapneumovirus atau HMPV di Jakarta sejak awal tahun hingga 11 Januari 2025.
Kendati belum ditemukannya kasus suspect virus tersebut di wilayah Sumatera Utara, menurut Sutarto, pemerintah harus terus memberikan sosialisasi di masyarakat perihal virus ini.
Sutarto juga meminta pemerintah meningkatkan pengawasan di alur masuk, bandara, pelabuhan maupun terminal.
"Perkuat koordinasi dengan pihak Bandara Kualanamu, pelabuhan-pelabuhan , terminal, stasiun dan lainnya," kata Sutarto, Kamis (16/1/2025).
Sutarto mengatakan, pihaknya menghjmbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
Menurutnya, mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan langkah penting dalam menghadapi potensi penyebaran virus.
"Kita harus teruskan dengan budaya hidup sehat, tetap menggunakan masker kembali, tetap mencuci tangan, tetap menjaga imun tubuh, mengkonsumsi vitamin, berolahraga dan intinya tetap menjaga kebugaran dan kondisi fisik," tegasnya.
Melengkapi informasi, dalam penjelasan resmi Kementerian Kesehatan RI, Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, virus HMPV berbeda dengan virus COVID-19.
Menurutnya, COVID-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
“Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. .
Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
Sumber: medanbisnisdaily.com