Ikuti Kami

Marianus Lawe: NTT Butuh Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Negeri

Marianus: STIP cita-cita saya sejak berkarir di dunia maritim sebagai Chief Engineer di Aramco, Perusahaan Minyak kelas Dunia asal Saudi.

Marianus Lawe: NTT Butuh Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Negeri
Kader Taruna Merah Putih (TMP) PDI Perjuangan, Marianus Wihelmus Lawe Wahang.

NTT, Gesuri.id - Kader Taruna Merah Putih (TMP) PDI Perjuangan, Marianus Wihelmus Lawe Wahang, mendambakan hadirnya Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Negeri di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Keinginan itu rupanya sudah terpendam dalam kalbu Marianus Lawe sejak dirinya berkarir sebagai Chief Engineer di Aramco, Perusahaan Minyak kelas Dunia asal Arab Saudi.

Baca: M. Nurdin Salurkan Puluhan Paket Sembako ke Korban Banjir Bandang di Selajambe

“STIP ini adalah cita-cita saya sejak berkarir di dunia maritim sebagai Chief Engineer di Aramco, Perusahaan Minyak kelas Dunia asal Arab Saudi,” kata Marianus Lawe di Jakarta, Sabtu (25/3/2023).

Impian Marianus tersebut dilandasi alasan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbentuk wilayah kepulauan. Jumlah pulaunya tercatat sebanyak 1.192 dan diantaranya 432 pulau sudah mempunyai nama dan sisanya belum mempunyai nama. 

Sebanyak 42 pulau telah dihuni dan 1.150 pulau belum dihuni. Dengan sebaran pulau-pulau tersebut, luas wilayah perairan NTT+200.000 km2 yang berada di luar perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.

Berdasarkan data jumlah pulau dan luas wilayah perairan itu, provinsi NTT seharusnya dapat meningkatkan kegiatan perekonomian rakyat melalui sektor kelautan. Dengan demikian, sumber pendapatan ekonomi rakyat tidak hanya berasal dari pengelolaan wilayah daratan melainkan juga dari sector kelautan.

“NTT ini provinsi kepulauan yang dikelilingi laut. Kita siapkan masa depan anak muda lewat STIP Negeri ini sehingga kelak mereka "berkebun" tak hanya di perairan Indonesia tapi dunia," kata Lawe. 

Saat ditanyakan bagaimana mulai kiprah sebagai Chief Engineer di perusahaan-perusahaan pelayaran nasional dan dunia, ia menjelaskan setelah lulus Master Marine Engineer dari Balai Besar Pendidikan, Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta tahun 2009, awal 2010 dirinya mulai bekerja di perusahaan minyak di Thailand. 

"Semacam perusahaan Pertamina di Indonesia. Di Thailand, saya dikontrak hampir selama setahun. Namun, per tiga bulan kembali ke Indonesia untuk berlibur. Selain itu, selama mengambil cuti, saya juga dipanggil untuk bekerja di sejumlah perusahaan lain di Malaysia, seperti Petronas. Kegiatan lain, yaitu delivery ship,” ungkapnya.

Soal kesiapan SDM Kelautan di NTT, menurut Marianus, untuk menunjang pengelolaan potensi kelautan yang ada, maka perlu dibangun STIP Negeri di NTT yang dapat menghasilkan tenaga-tenaga handal dan terampil dibidang: 1) Nautica (Calon Captain); 2). Teknica (Calon Chief Engineer); 3). Ketatalaksanaan dan Pelayaran Niaga (KTK). 

Baca: Sekjen Hasto Resmikan & Syukuran Tuntasnya Renovasi Kantor PDI Perjuangan Jaktim 

Dengan demikian, ia berharap STIP Negeri di NTT mencetak lulusan-lulusan terbaik yang memiliki kompetansi bertaraf internasional, mampu melahirkan inovasi baru disektor kelautan sehingga mendorong terciptanya kesempatan kerja di bidang kemaritiman di dalam negeri maupun di luar negeri.

Untuk itu, ia berpesan kepada pemerintah agar mendukung dan melihat pentingnya gagasan ini untuk membangun ekonomi rakyat yang berbasis potensi kelautan. 

"Pada akhirnya keberadaan STIP Negeri dapat membantu pemerintah mengurangi kemiskinan dan peningkatan devisa Negara,” pungkas Marianus Lawe.

Quote