Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi XI DPR RI Marinus Gea memberikan sejumlah catatan evaluasi terhadap penggunaan dana desa di Banten.
Marinus menyoroti tiga hal yang dinilai belum maksimal terkait penggunaan dana desa.
Yang pertama adalah kebijakan percepatan penurunan stunting. Ia menilai. belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan.
Baca: Sahabat Ganjar Pranowo Rembang Bidik 80 Persen Suara di Pilpres
Baik itu penganggaran dan alokasi sumber daya untuk intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif, pencatatan dan pelaporan serta monitoring.
“Evaluasi atas kegiatan percepatan penurunan prevalensi stunting belum optimal, sehingga mengakibatkan target percepatan penurunan prevalensi stunting berisiko tidak tercapai secara tepat waktu,” ujarnya, Selasa 30 Juli 2024.
Selain itu, Marinus juga menyoroti target (outcome) pengembangan potensi unggulan berkelanjutan (wisata, pertanian, peternakan).
Berdasarkan hasil uji petik pada 12 desa di Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang menunjukan bahwa sebagian belum memiliki target (outcome) yang tertuang dalam RPJMDes dalam rangka mendukung pengembangan potensi unggulan desa (berdasarkan tipologinya).
“Kemudian, pengelolaan potensi unggulan desa juga belum mampu menyerap tenaga kerja lokal desa,” ujarnya.
Baca: Ganjar Siap Dorong Inovasi & Kreasi Yang Diciptakan Masyarakat
Berdasarkan hasil evaluasi menunjukan, secara umum desa dengan tipologi pertanian dan peternakan telah menyerap tenaga kerja lokal dan pemberdayaan masyarakat setempat.
“Sedangkan desa dengan tipologi wisata tidak banyak menyerap tenaga kerja/tidak terdapat tenaga kerja lokal,” terangnya.
Marius menegaskan, hal ini dikarenakan embung yang dijadikan tempat wisata tidak dikelola lagi sejak tahun 2020 terimbas dari pandemi covid-19, dan BUMDes pengelola wisata embung sudah tidak aktif.