Jakarta, Gesuri.id - Penanganan banjir menjadi fokus Anggota DPRD Kota Tarakan dari PDI Perjuangan Markus Minggu. Salah satunya, banjir sering menggenangi jalan Aki Balak tepatnya di depan Mako Yonif 613 Raja Alam.
Dengan tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini, membuat daerah tersebut sering banjir. Bahkan banjir terjadi akhir Januari lalu, terlibat seperti lautan.
Banjir menggenangi jalan penghubung antara kota dengan warga dari arah Juata tersebut, sempat berkurang dengan diperbaiki drainase yang lebih lebar dan dalam. Hanya saja itu berlangsung lama karena drainase telah terjadi pendangkalan, sehingga tidak bisa menampung lagi air hujan akibatnya meluber ke jalanan.
Markus mengatakan masalah banjir banyak keluhkan masyarakat saat dirinya reses yang dihadiri masyarakat dari Kecamatan Tarakan Barat dan Utara beberapa waktu lalu.
“Masalah banjir ini harus menjadi perhatian kita semua salah satunya yang di depan Mako Yonif 613. Makanya masyarakat mengusulkan pembangunan saluran irigasi dan jembatan yang menghubungjan Jalan Cahaya Baru tembus Jalan Lestari, karena disitu rendah sehingga menghambat jalannya air,” kata Markus, Minggu (2/2/25).
Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan untuk mengurai persoalan banjir di Kelurahan Karang Harapan, masyarakat mengusulkan pelebaran sungai. Supaya banjir sering menggenangi jalan depan Mako Yonif 613 Raja Alam berkurang.
“Karena sungai sudah tidak bisa menampung volume air sampai ke Jalan Cahaya Baru. Makanya masyarakat mengusulkan jembatan kayu itu dibangun permanen,” jelasnya.
Pria juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II mengungkapkan apabila hujan deras dan aliran air kencang, warga tidak berani melintasi jembatan tersebut. Soalnya beberapa kali jembatan kayu dibangun pernah hanyut dibawa arus air sungai karena saking derasnya.
“Awal tahun 2025 ini jembatan kayu menjadi penghubung RT 3 dan RT 4 Karang Harapan itu terbawa air. Warga sempat buat jembatan darurat kecil, tapi terbawa lagi sama air pas banjir akhir-akhir ini,” ungkapnya.
Pembangunan jembatan itu, sebenarnya sudah pernah diusulkan di tahun 2024. Hanya saja karena masuknya usulan di bulan November dan anggaran sudah diketok, tidak bisa direalisasikan di tahun ini.
“Mungkin baru bisa masuk di tahun 2026. Dan anggaran yang dibutuhkan itu sekitar Rp 1 miliar dengan bentang panjang jembatan sekitar 10 meter,” ucapnya.
Untuk penanganan jangka pendek, ia akan meminta supaya drainase ada di depan Mako Yonif 613 Raja Alam dikeruk untuk mengurai banjir. Dan itu akan disampai saat penyampaian pokok pikiran DPRD.
“Kami akan sampaikan ke Komisi III agar ditindaklanjuti sesuai yang membidangi pembangunan untuk disampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Kalau saya kan Komisi II jadi gak punya kewenangan kesitu,” ujarnya.
Selain di Karang Harapan, masalah banjir di Sungai Jembatan Putih RT 13, Juata Laut, Kecamatan Tarakan Utara juga dikeluhkan. Disitu sungainya kadang meluap mengalir ke Gang Salak di Juata Laut.
“Semua apresiasi sudah sampaikan masyarakat ini, akan kami tampung dan tindaklanjuti ke pemerintah. Supaya masalah yang ada bisa diselesaikan,” pungkasnya.
Sumber: fokusborneo.com