Ikuti Kami

Masif Bangun Infrastruktur, Jokowi Rampungkan PR Soeharto

Pembangunan serupa tak terjadi selama 32 tahun kepemimpinan Soeharto.

Masif Bangun Infrastruktur, Jokowi Rampungkan PR Soeharto
Pekerja beraktivitas di area pembangunan infrastruktur, di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (12/6/2019). Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang sebelumnya dihentikan sementara di ruas tol tersebut pada H+7 Hari Raya Idul Fitri 2019 mulai kembali dilanjutkan.

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membeberkan kenapa Presiden Joko Widodo begitu masif dalam infrastruktur di Tanah Air.

Salah satunya ialah menyelesaikan serangkaian pekerjaan rumah (PR) Presiden kedua Indonesia Soeharto berupa infrastruktur.

Baca: Ini Curhatan Basuki Selama Jadi 'Panglima Infrastruktur'
 
"Pak Jokowi menyelesaikan PR yang tidak dikerjakan pada rezim otoriter orba," kata Budiman di Jakarta, Kamis (20/6).


 
Pembangunan serupa tak terjadi selama 32 tahun kepemimpinan Soeharto. Setelah reformasi, pemerintah menggunakan sebagian besar anggaran untuk program sosial dengan memberikan subsidi.
 
"Subsidi ini subsidi itu (diberikan) karena bangunan (infrastruktur) fisiknya selesai," papar aktivis 1998 ini.

Selama berkuasa, Soeharto hanya membangun 60 kilometer jalan tol Jagorawi. 

"Artinya kita sudah memberikan kebebasan kita ke Orde Baru, tapi dia tidak menggantinya dengan infrastruktur," ungkapnya.

Biasanya, pemerintahan otoriter gencar membangun infrastruktur fisik. Ia mencontohkan Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler dan Korea Selatan saat berada di bawah kekuasaan Park Chung Hee. 

Budiman mengatakan jika Soeharto sejujur Park Chung Hee, pemerintahan selanjutnya tak akan kelabakan memikirkan infrastruktur. Sehingga, pemerintahan berikutnya bisa fokus meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
 
"Tapi kan ini tidak dikerjakan selama 32 tahun. Kayak enak 32 tahun tapi enggak ngerjain PR gitu," ungkapnya.

Baca: Tiga Gubernur Temui Jokowi Bahas Infrastruktur
 
Presiden Jokowi papar Budiman harus mengerjakan dua PR sekaligus selama memerintah. Pada periode pertama, Jokowi telah menggeber pembangunan infrastruktur, lalu membangun SDM di periode kedua.
 
"Jadi dua PR dikerjakan, membangun PR dia dan PR murid yang enggak pernah masuk sekolah," pungkas Budiman.

Quote