Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung stanza-stanza di lagu Indonesia Raya saat pidato di Sekolah Partai PDI Perjuangan. Megawati menyebut politik sekarang mengabaikan nilai-nilai yang ada dalam stanza lagu Indonesia Raya tersebut.
"Dalam stanza kedua tertandu spiritualitas kebangsaan kita yang mengingatkan kita untuk sadarlah budinya, sadarlah hatinya. Terus sekarang nanya, sekarang ini manusia Indonesia dalam masalah etika moral dan hati nuraninya apakah sesuai dengan stanza kedua? Jawab sendiri," kata Megawati dalam pidatonya, Jumat (5/7).
Megawati menyebut saat ini politik Indonesia sangat pragmatis. Menurutnya, ba
"Kenapa? Karena betul betul sekarang ini politik kita pragmatis sekali, jadi melupakan budi suara hati, hanya demi ambisi kekuasan. Apakah kita mau menjadi begitu?" ucapnya.
Dia lantas menyinggung pihak yang berasal dari anak ranting lalu menginjak rakyat. Ada pula, kata dia, yang dari pemimpin lalu menginjak rakyat.
"Dari hanya anak ranting, lalu hanya menginjak rakyat, apa lagi dari pemimpin, hayo? Pikir. Kamu ya wartawan mikir, ini tulis, jangan asal kutip. Kalian orang Indonesia tahu nggak, kalian juga karena berita berita tidak membangun yang namanya rasa kebangsaan kita karena dipotong-potong, karena dipotong-potong. Kalau berani nulis ini, angkat saya jempol saya," ujar dia.
Bagaimana bunyi stanza kedua Indonesia Raya? Berikut bunyinya:
Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanya.
Indonesia, tanah pusaka,
P'saka kita semuanya,
Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia.
Suburlah tanahnya,
Suburlah jiwanya,
Bangsanya, Rakyatnya, semuanya,
Sadarlah hatinya, Sadarlah budinya,
Untuk Indonesia Raya.