Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, bahwa mantan Mendikbud itu adalah orang Jawa dan Yogya tulen, bukan Arab.
Budiman pun menegaskan, pernyataan Anies itu menunjukkan bahwa setelah sentimen agama, kini Anies menggunakan sentimen kesukuan.
Baca: Jawa, Politik Identitas dan Anies Baswedan
Budiman pun mempertanyakan, apakah bangsa ini hidup nya sudah 'enak', sehingga mau mengoleksi banyak alasan untuk berkelahi, semacam sentimen agama atau suku.
"Sebagai orang yang pernah hidup di dua budaya berbeda (Jawa & Sunda) serta beristri Minang & punya banyak sahabat Batak, ini menjengkelkan!" tegas Budiman.
Budiman melanjutkan, pernyataan Anies itu menunjukkan kebanggaan semu diangkat-angkat, dan kebanggaan palsu ditonjolkan. Dan keduanya hampir tak ada bedanya.
Baca: PDI Perjuangan Paling Siap Hadapi Pilkada Serentak 2020
Kebanggaan semu, lanjut Budiman, adalah fakta yang dimiliki oleh yang bersangkutan, lalu dia bangga-banggakan tapi sebenarnya tidak penting.
"Sedangkan kebanggaan palsu adalah faktanya tak punya tapi tetap dimunculkan. Suku lah, ras lah. Sok iya kali!"pungkasnya.